Ilustrasi - Gedung BPR. (Foto: istimewa)
Poin Penting
Jakarta – Dinamika di industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) kembali mencuri perhatian. Christilia Angelica Widjaja, cucu konglomerat Eka Tjipta Widjaja pendiri Sinar Mas Group dikabarkan akan pengendali baru BPR Berkat Artha Melimpah yang terletak di kawasan Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.
Menanggapi aksi korporasi tersebut, Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Tedy Alamsyah, menilai bahwa setiap langkah strategis di industri BPR tentu berangkat dari pertimbangan bisnis yang matang dan telah melalui mitigasi risiko yang terukur.
“Setiap aksi korporasi tentunya mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan bisnis. Semua dilakukan karena melihat satu opportunity dan sudah memitigasi risiko yang akan muncul. Masing-masing entitas tentu telah melakukan mapping secara terukur terkait hal tersebut,” ujar Tedy kepada Infobanknews, Selasa (28/10).
Baca juga: Cucu Eka Tjipta Widjaja Bakal Jadi Pengendali Baru BPR Berkat Artha Melimpah
Tedy menegaskan bahwa Perbarindo sebagai wadah perjuangan dan mitra strategis industri BPR bersama regulator, terus mendorong agar setiap langkah perubahan tidak melenceng dari khitah awal berdirinya BPR, yakni membiayai segmen ultra mikro dan unbankable, serta mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap money lender.
“Sustainability-nya tentu tidak akan menghilangkan khitah awal tujuan didirikan BPR. Namun, model bisnis atau how dan what-nya pasti akan mengalami shifting mengikuti perkembangan era saat ini, khususnya dalam hal pemanfaatan teknologi,” tambahnya.
Ia menekankan, efisiensi dan daya saing BPR tidak hanya ditentukan oleh faktor kepemilikan semata, tetapi juga oleh penerapan good governance, manajemen risiko, dan kepatuhan terhadap regulasi yang kuat.
Di tengah perubahan lanskap industri keuangan, Tedy menilai adaptivitas manajemen serta pemanfaatan teknologi yang terintegrasi menjadi kunci keberlanjutan.
“Kolaborasi business to business menjadi kewenangan masing-masing entitas berdasarkan kebutuhan dan strategi yang dijalankan,” ujar Tedy.
Baca juga: Telkomsigma Kenalkan Digitalisasi Mikro Banking Berbasis AI untuk BPR dan Koperasi
Sebelumnya, berdasarkan pengumuman rancangan pengambilalihan yang dipublikasikan di media massa pada 22 Oktober 2025, Christilia yang merupakan cucu konglomerat pendiri Sinar Mas Group akan memperbesar porsi sahamnya di BPR Berkat Artha Melimpah dari sebelumnya 22,75 persen menjadi 57,86 persen.
Dengan langkah ini, Christilia resmi menggantikan posisi pengendali utama yang sebelumnya dipegang oleh Budy Setiawan dan Hendrik Suhardiman, masing-masing dengan kepemilikan 38,63 persen atau sebanyak 1.854 lembar saham senilai Rp1,85 miliar.
Pasca pengambilalihan, struktur kepemilikan saham BPR Berkat Artha Melimpah akan berubah menjadi Christilia Angelica Widjaja sebesar 57,86 persen atau sebanyak 5.092 lembar saham senilai Rp5,09 miliar, sementara Budy Setiawan dan Hendrik Suhardiman masing-masing akan memegang 21,07 persen atau senilai Rp1,85 miliar. (*)
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More