CSA Index: Pasar Masih Wait and See, IHSG Januari 2024 Diproyeksi ke Level 7.300

Jakarta – Capital Sensitivity Analisis Index (CSA Index) menyatakan bahwa para pelaku pasar menargetkan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan ditutup pada level 7.300 atau mengalami kenaikan tipis di Januari 2024 dari penutupan IHSG di 29 Desember 2023 pada posisi 7.272.

Penguatan tersebut didukung oleh adanya January Effect yang menjadi momentum awal tahun dan menjadi penyemangat IHSG untuk bergerak positif, ditandai dengan penguatan rupiah dan adanya potensi penurunan suku bunga di tahun 2024 menjadi hal yang paling banyak disebut pelaku pasar sebagai alasan IHSG menguat.

Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), David Sutyanto, mengatakan bahwa, hasil CSA Index untuk Januari 2024 yang sebanyak 83,7 menunjukkan pelaku pasar masih berharap IHSG dapat meningkat, namun terbentur dengan sentimen negatif yang lebih jelas terlihat.

Baca juga: Kapitalisasi Pasar Modal RI Kalah dari Negara Tetangga, Ini yang Akan Dilakukan OJK

“Mereka berharap situasi akan membaik seiring dengan selesainya Pemilu 2024 dan beragam kebijakan yang akan memberikan relaksasi khususnya terkait dengan moneter. January Effect diharapkan hadir di tahun ini dan membawa gairah untuk pasar,” ucap David dalam keterangan resmi dikutip, 4 Januari 2024.

Adanya pemilihan umum yang akan terlaksana pada 14 Februari 2024 akan memberikan sentimen tersendiri, di mana pelaku pasar menantikan hasil dari Pemilu tersebut sebelum menentukan langkah investasi selanjutnya.

Kemudian, CSA Index juga mencermati sektor-sektor yang akan menjadi penggerak utama untuk IHSG di bulan Januari, di mana sektor keuangan menjadi pilihan utama dari mayoritas pelaku pasar, sebagai sektor yang dapat memacu IHSG.

Baca juga:Ini 3 Catatan Penting Wapres Ma’ruf Amin untuk Pasar Modal Indonesia

Selain sektor keuangan, sektor energi juga menjadi salah satu sektor yang dipilih. Pelaku pasar berharap adanya kenaikan harga komoditas sebagai akibat dari pemotongan produksi minyak mentah oleh OPEC dan potensi peningkatan tensi geopolitik.

Adapun, sektor lainnya adalah teknologi yang diharapkan dapat menguat seiring dengan masih besarnya potensi sektor tersebut, terlebih lagi jika didukung dengan penurunan suku bunga. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

26 mins ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

2 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

4 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

5 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

5 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

8 hours ago