Maybank Syariah; Terimbas perlambatan ekonomi. (Foto: Paulus Yoga)
Masuk ke segmen UMKM menjadi solusi bagi Maybank Syariah untuk memitigasi risiko pembiayaan yang selama ini hanya di korporasi. Paulus Yoga
Jakarta–PT Bank Maybank Syariah Indonesia (Maybank Syariah) mulai melirik segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mendukung bisnis yang selama ini terkonsentrasi di korporasi.
“Terus terang tahun ini sulit, bukan hanya Maybank tapi bank lain terutama bank syariah dalam industri agak sulit,” tukas CEO & Presiden Direktur Maybank Syariah, Norfadelizan Abdul Rahman di Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2015.
Ia berharap kondisi perekonomian Indonesia bisa membaik sehingga perkembangan bisnis bisa ditingkatkan. Bila memaksakan untuk ekspansif kala kondisi perekonomian melambat, yang sangat memengaruhi kinerja korporasi, dinilai justru dapat meningkatkan risiko pembiayaan bermasalah atau NPF. “Jadi sekarang dalam keadaan hati-hati,” ucapnya.
Kinerja keuangan Maybank Syariah sendiri terpukul dengan mengalami rugi bersih sebesar Rp173,95 miliar pada semester satu 2015, dibandingkan dengan perolehan laba bersih Rp14,97 miliar pada periode sama tahun lalu.
Dari sisi pembiayaan, perseroan baru mulai menjajaki segmen UMKM, yang diakui Norfadelizan juga dilakukan untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan agar perbankan memiliki porsi pembiayaan minimal sebesar 20% dari outstanding pembiayaan.
“Obvious (sudah pasti) kita lihat ada penambahan dari sisi UMK-nya (UMKM). Ini bisa imbangi, bisa memitigasi risiko yang pada awalnya hanya korporasi,” jelasnya.
Dalam menyalurkan pembiayaan ke segmen UMKM, bank yang baru memiliki satu cabang saja ini menggandeng pihak ketiga lewat pola pembiayaan executing dalam hal ini melalui BPRS, BMT dan koperasi Syariah.
“Kondisi korporasi lagi goyang, bank kena, kita juga. NPF besar kena rugi. Hopefully ke depan bisnis ini (UMKM) bisa support penghasil laba,” imbuh Business Banking Dept. Head Maybank Syariah, Fadillah Amri. (*)
@bangbulus
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More