Likuditas Ketat, Bank Commonwealth Rajin Konsultasi Ke Regulator
Jakarta — Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang tidak akan terlalu agresif menaikan suku bunga dinilai akan membuat bisnis Wealth Management milik Bank Commonwealth tumbuh positif pada tahun ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Head of Wealth Management & Client Growth Bank Commonwealth Ivan Jaya, hari ini, dalam acara diskusi BizInsight di Jakarta. Ivan menilai setelah melewati fase cukup menantang pada tahun 2018, tahun ini pihaknya optimis dapat tumbuhkan dana kelolaan pada kisaran 10% hingga 20%.
“Tahun ini optimis dana kelolaan kami sendiri mentargetkan lebih dari dua digit untuk presentase, kalau minumum 10% maksimum 20%,” kata Ivan di Jakarta, Selasa 26 Febuari 2019.
Tak hanya itu, melunaknya tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok dinilai juga semakin membuat investor beralih ke negara emerging market salah satunya Indonesia.
Selain itu, pihaknya juga teru melakukan inovasi produk terbaru bagi para nasabah setianya guna terus menggenjot bisnis miliknya salah atunya dengan produk “CommBank SmartWealth”.
“Pertumbuhan ditunjang apa, yaitu dengan aplikasi CommBank SmartWealth aplikasi pertama dengan digital paling komprehensif,” tukas Ivan. (*)
Poin Penting STRK menggandeng Coco Bali Pte Ltd untuk memperkuat ekspansi global melalui peluncuran tiga… Read More
Jakarta - Sepanjang 2025, berbagai kasus korupsi menjerat para pejabat Indonesia yang berhasil diungkap Komisi Pemberantasan… Read More
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting PINTU meluncurkan fitur Auto DCA Explore Plans untuk memudahkan investor berinvestasi rutin dengan… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More