COIN Optimistis Pendapatan 2025 Bisa Tumbuh, Ini Pendorongnya

Jakarta – PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan setelah melangsungkan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 9 Juli 2025.

Kini, COIN bisa mencatatkan pendapatan dari biaya transaksi spot aset kripto melalui entitas anak usahanya, yakni PT Central Finansial X (CFX) secara full-year pada 2025.

Direktur Keuangan COIN, Abraham Nawawi, mengatakan kinerja CFX hingga 2024 tercatat positif dengan memberikan kontribusi sebanyak 60 persen atau sekitar Rp101 miliar dari total pendapatan yang berasal dari biaya transaksi spot dan derivatif.

“Jadi memang pengembangan usaha dan produk-produk ini dilakukan di level entitas anak dan itu yang akan membawa kenaikan pendapatan di tahun ini. Tahun 2025 ini juga kita optimis sekali bahwa CFX akan menjadi kontributor terbesar juga. Walaupun ICC juga menyusul, mulai perlahan tahun ini akan terus menambah kontribusi pendapatannya ke perseroan,” ucap Abraham dalam Konferensi Pers di Jakarta, 9 Juli 2025.

Menurut Abraham, akan ada dua faktor utama pendorong pendapatan di tahun ini. Salah satunya berasal dari pencatatan transaksi aset kripto untuk biaya transaksi spot.

Baca juga: Andrew Hidayat: IPO COIN Bisa Dorong Penetrasi Investor Aset Kripto

“Nah ini, pencatatan pendapatan ini di tahun 2025 akan dicatat secara full year. Jadi pastinya pendapatan dari transaksi spot ini akan lebih tinggi, signifikan di tahun ini secara full year,” imbuhnya.

Namun, Abraham mengakui bahwa transaksi di CFX akan sangat bergantung pada volatilitas harga aset kripto di pasar global. Misalnya, jika harga Bitcoin turun di pasar global, maka bertampak langsung pada pelemahan pendapatan.

Untuk menyiasati hal tersebut, CFX telah meluncurkan produk derivatif yang diluncurkan pada akhir 2024 untuk mengimbangi volatilitas aset kripto di pasar spot.

“Di tahun 2025 ini kita juga melalui CFX ya, ada produk derivatif. Jadi produk derivatif ini sebenarnya diluncurkan dari akhir tahun 2024, dan sejak diluncurkan setiap bulannya ini sudah melonjak hampir 100 persen bulan ke bulan, artinya penerimaannya sangat baik di Indonesia,” ujar Abraham.

Kata Abraham, produk derivatif yang dimiliki oleh anak usaha COIN menjadi faktor kedua pendorong pendapatan. Sebab, berfungsi sebagai “pelindung” nilai di saat harga spot menurun akibat volatilitas. Transaksi derivatif diyakini akan meningkat.

“Transaksi derivatif bisa mencapai 3-5 kali lipat dari transaksi spot pada umumnya. Jadi potensi pertumbuhannya memang akan sangat besar di bagian ini. Sedangkan sejak diluncurkan sampai saat ini ya, kira-kira proporsi transaksi derivatif ini sudah hampir seperempatnya dari transaksi spot, per bulan. Jadi ini kita lihat ruang untuk pertumbuhannya masih sangat besar, potensi growth kita masih sangat besar,” tutupnya.

Secara kinerja, COIN mampu mencatatkan capaian positif sepanjang 2024. Tercatat, COIN pada akhir Desember 2024 berhasil membukukan kenaikan pendapatan signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/yoy) dengan mencatat net profit margin sebesar 42,32 persen dari total pendapatan.

Baca juga: COIN, Ekosistem Bursa Aset Kripto Pertama di Dunia yang Melantai di BEI

COIN resmi tercatat sebagai emiten ke-18 di tahun 2025 yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, (9/7).

Dengan kode saham COIN, perseroan menorehkan sejarah sebagai ekosistem bursa aset kripto pertama di dunia yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal Indonesia.

Selama masa penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) yang berlangsung pada 2-7 Juli, calon investor menyambut secara positif terhadap saham COIN.

Tercatat, saham COIN mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga lebih dari 180 kali dengan total pemesanan lebih dari 200 ribu calon investor. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

2 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

3 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

4 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

5 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

5 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

6 hours ago