Moneter dan Fiskal

Citra Positif Indonesia Jaga Perekonomian Tetap Kondusif Pasca G20

Jakarta – Ekonom Indef Andri Satrio Nugroho menilai, Indonesia beruntung memiliki ekonomi domestik yang kuat. Apalagi, realisasi pencapaian kerjasama perekonomian dengan negara-negara G20, menambah citra positif Indonesia sebagai negara yang dipandang aman dan kondusif.

“Terkait dengan G20, memang saya rasa cukup baik ini menjadi momentum balik kepada indonesia di kancah internasional, sebetulnya kita masih berpegang pada inward looking, fokus ke dalam negeri ketimbang keluar,“ ungkap Andri, 24 November 2022.

Pernyataan Andri tersebut menanggapi klaim yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa kesuksesan Presidensi G20 membawa dampak positif terhadap citra indonesia di mata internasional, baik dalam sektor hubungan internasional maupun ekonomi.

“Mereka, negara-negara besar, sudah melihat bahwa ekonomi terbesar di dunia ini yang masih positif atau istilahnya the bright spot in dark adalah Indonesia dan ASEAN. Dengan demikian, alternatif investasinya, melihat Indonesia stabil secara politik dan ini stabil untuk regulasi, rule of law dari investment. Jadi ini kesempatan bagi Indonesia berada di dalam panggung dunia,” kata Menko Airlangga yang juga Ketum Golkar ini. 

Andri mengatakan, saat ini Indonesia sudah menjadi perhatian dunia, Asia, dikenal sebagai negara yang memiliki pasar yang besar. 

“Bahkan akan menghadapi bonus demografi ketika banyak dari anak muda mendominasi penduduk jumlah total di penduduk di Indonesia. Jumlah penduduk tinggi, pangsa pasar besar, daya beli baik,maka investor tertarik masuk ke indonesia. Namun apakah hanya berpuas diri sebagai pasar saja, tentu tidak,” sebut Andri. 

Untuk itu, sambungnya, perlu ditarik investasi yang berorientasi ekspor, karena dengan begitu maka kualitas barang produksi Indonesia berkualitas dan bersaing di kancah dunia, sehingga kondisi perekonomian tetap impresif di tengah tekanan krisis ekonomi global.

Sementara itu, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet lebih menyoroti persoalan ketersediaan pangan untuk ketahanan ekonomi Indonesia menghadapi tekanan ekonomi global.

Menurut Yusuf, pemerintah perlu mewaspadai ancaman krisis pangan global yang bisa berdampak pada harga pangan dalam negeri. “Pemerintah perlu tetap waspada terkait dengan kondisi ketidakpastian global terutama dalam konteks gejolak pangan karena ini tentu akan mempengaruhi pergerakan harga pangan juga di domestik,” tandasnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Daftar 5 Saham Pendorong IHSG Selama Sepekan

Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More

7 hours ago

OJK Tuntaskan Penyidikan Dugaan Tindak Pidana Kredit Fiktif di Bank Kaltimtara

Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More

7 hours ago

Rapor Bursa Sepekan: IHSG Naik 1,46 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp15.844 Triliun

Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More

8 hours ago

NII Melonjak 44,49 Persen, Analis Kompak Proyeksikan Kinerja BTN Bakal Moncer

Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More

20 hours ago

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

21 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

23 hours ago