llustrasi: Kantor Citigroup. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Salah satu bank jumbo asal Amerika Serikat (AS), Citigroup mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.500 karyawan di China.
Presiden Citi Japan North Asia dan Australia mengatakan, langkah PHK ini terpaksa dilakukan dalam upaya mengurangi biaya operasional perusahaan.
Adapun pemangkasan karyawan sebagian besar menyasar unit teknologi perangkat lunak pengujian dan pemeliharaan serta layanan operasional untuk bisnis global Citi.
Rencananya, beberapa peran akan dipindahkan ke pusat teknologi Citi di tempat lain, tanpa menyebutkan jumlah pekerjaan atau lokasi tertentu.
Baca juga : Badai PHK Akibat AI Tak Terhindarkan, IBM Beri Solusi Ini
“Pengurangan staf China Citi Solution Centers di Shanghai dan Dalian diharapkan selesai pada awal kuartal keempat tahun ini,” katanya, dinukil CNBC, Rabu, 11 Juni 2025.
Diketahui, PHK di Tiongkok terjadi saat Citi terus bekerja melalui rencana yang lebih luas yang diumumkan Januari tahun lalu, untuk mengurangi 10 persen dari tenaga kerjanya, atau sekitar 20.000 karyawan secara global.
Citigroup telah bergerak untuk merampingkan operasi dan mengurangi kantor di AS, Indonesia, Filipina, dan Polandia.
Baca juga : Industri Perhotelan Terancam PHK Massal Imbas Efisiensi, Ini Respons Kemenkeu
“China selalu menjadi bagian penting dari jaringan global dan pengembangan bisnis Citi. Kami akan terus melayani klien korporat dan institusional di China dan memenuhi kebutuhan perbankan lintas batas mereka,” terangnya.
Sejak dipimpin oleh CEO Jane Fraser, Citi telah melakukan reorganisasi menyeluruh yang bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas dan memulihkan kepercayaan investor setelah bertahun-tahun tertinggal dari bank-bank besar AS.
Menariknya, Citi tidak sendirian dalam merestrukturisasi operasinya. Sejumlah bank global besar berada di bawah tekanan baru untuk memangkas biaya dengan latar belakang memburuknya prospek ekonomi global karena kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang memicu kekhawatiran atas menurunnya aktivitas perdagangan.
Direktur Bank Investasi yang berbasis di Beijing, Chanson & Co. Meng Shen mengungkapkan, bank-bank asing, termasuk Citi, terus mengurangi bisnis di Tiongkok karena prospek pertumbuhan yang lemah di negara itu.
“Pengawasan regulasi Beijing yang ketat untuk industri jasa keuangan kemungkinan akan menciptakan ketidakpastian tambahan bagi bank-bank Barat,” kata Shen.
Sementara itu, Hang Seng Bank yang berkantor pusat di Hong Kong, anak perusahaan HSBC, bulan lalu dilaporkan tengah merestrukturisasi bisnis dalam sebuah langkah yang akan menyebabkan hilangnya pekerjaan bagi sekitar 1 persen dari “staf inti” mereka.
Pengurangan pekerjaan tersebut merupakan bagian dari upaya pemotongan biaya, yang dipimpin oleh CEO HSBC Group Georges Elhedery, yang bertujuan untuk memangkas pengeluaran sebesar USD1,8 miliar pada akhir tahun 2026.
Bank-bank yang berfokus di Hong Kong dan Tiongkok daratan telah mengalami peningkatan kredit macet selama beberapa tahun terakhir karena paparan mereka yang relatif tinggi terhadap sektor properti Tiongkok yang bermasalah.
Beberapa bank Wall Street termasuk JPMorgan dan Bank of America juga telah memulai proses tahunan untuk memberhentikan karyawan yang berkinerja buruk. Bank of America dilaporkan telah menghilangkan 150 posisi bankir di unit perbankan investasinya tahun ini. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More