Moneter dan Fiskal

Citibank Ramal The Fed Bakal Kerek Suku Bunga jadi Segini di November 2023

Jakarta – Chief Economist Citi Indonesia, Helmi Arman memproyeksikan suku bunga The Fed atau Fed Funds Rate (FFR) akan naik satu kali lagi di tahun ini, tepatnya di November. Adapun kenaikannya diprediksi sebesar 25 basis poin (bps) atau menjadi 5,75 persen.

“Perkiraan terminal rate Fed Citibank masih memperkirakan FFR akan naik satu kali lagi ke 5,75 persen, tapi di bulan November. Jadi ada agak berbeda dengan konsensus yang di bulan September,” kata Helmi, di Jakarta, Kamis 10 Agustus 2023.

Baca juga: Tekan Inflasi, Bank Mandiri Ramal The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga Sekali Lagi di 2023

Dia menambahkan, tim riset Citi di Amerika Serikat juga masih memperkirakan bahwa akan terjadi resesi di AS pada awal 2024.

“Jadi kita belum memperkirakan terjadinya skenario soft landing dalam proyeksi base line kita,” ungkapnya.

Namun, kata Helmi, ketika FFR kembali meningkat di November 2023 untuk terakhir kalinya di tahun ini, perlu dilihat kembali sinyal yang diberikan The Fed dan angka inflasi di AS yang akan memengaruhi arah suku bunga mereka ke depannya.

“Kalau data dan statement dari The Fed ini menunjukkan bahwa sinyal untuk FFR mencapai puncaknya sudah jelas dan gejala – gejala resesi sudah ada, maka capital inflow ke emerging market ini kami perkirakan akan cukup deras masuknya,” jelasnya.

Menurutnya, hal tersebut merupakan hal positif untuk Indonesia dalam jangka pendek terutama terhadap nilai tukar rupiah, karena suplai dolar dari investor asing akan membanjiri RI.

Baca juga: Ekonomi Global Masih Tidak Pasti, Ekonom Ramal Suku Bunga BI Hingga Akhir Tahun

“Namun, kalau terjadi skenario soft landing dan nanti di bulan November misalkan inflasi di AS turunnya lambat dan misalnya harga perumahan di AS naik terus, ini akan menimbulkan ketidakpastian arah suku bunga The Fed di 2024,” jelasnya.

Dengan demikian, lanjut Helmi, kemungkinan capital inflow (aliran modal asing masuk) ke negara berkembang, termasuk Indonesia tidak sekuat apabila terjadi skenario resesi di AS. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

7 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

9 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

9 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

11 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

16 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

18 hours ago