Jakarta – Citibank N.A., Indonesia merevisi turun target pertumbuhan kreditnya, yakni dari sebesar 11 persen menjadi hanya 7 persen hingga akhir 2017 ini. Di mana sepanjang tahun lalu Citibank Indonesia menyalurkan kreditnya sebesar Rp38,91 triliun atau naik tipis dari 2015 sebesar Rp38,75 triliun.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Chief Executive Officer Citibank N.A, Indonesia Batara Sianturi, di Jakarta, Senin, 14 Agustus 2017. Menurunnya target pertumbuhan kredit ini disebabkan karena permintaan kredit yang belum memadai dan adanya ketidakpastian dari sisi global sendiri.
“Loan (pembiayaan) turun di bank asing karena refinancing yang banyak mengambil kesempatan dari low interest rate environment. Sebagian yang banyak direfinance adalah stok dari loan lama,” ujar Batara.
Sementara hingga Semester I 2017, Citibank Indonesia telah menyalurkan kredit sebesar Rp39,74 triliun. Dirinya meyakini, target penyaluran kredit yang diperkirakan dapat tumbuh sebesar 7 persen di tahun ini akan terealisasi sejalan dengan kinerja positif Citibank di bisnis consumer banking dan intitutional banking.
“Beberapa pickup di consumer dan institutional banking, memang ada beberapa faktor, tapi lebih banyak permintaan di consumer banking. pembagiannya (porsi) itu 70 persen institutional dan 30 persen consumer banking,” ucap Batara.
Sementara dari sisi rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL), kata dia, Citibank akan menjaga di bawah 3 persen sesuai dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di mana sampai dengan Semester I tahun ini, NPL gross tercatat 2,26 persen dan NPL net sebesar 0,78 persen.
“NPL saya rasa benchmark industri di bawah 3 persen. Sedapat mungkin kita jaga. Tahun lalu itu NPL gross 2,93 persen. kalo skrg improve ke 2,26 persen. Nah diharapkan terus begitu good imporovement di consumer dan stable performance di ritel,” tutup Batara. (*)
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More