Jakarta – Citi Indonesia mengumumkan kinerja keuangan di kuartal-III 2023. Hasilnya, mereka mencatatkan sejumlah pertumbuhan, baik dari laba bersih, aset, penyaluran kredit, dan lainnya.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan di tengah lanskap perekonomian global saat ini penuh dengan tantangan yang kompleks dan dinamis, serta gejolak yang tengah dihadapi pasar Indonesia, Citi Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan adaptabilitas.
“Pada kuartal ketiga tahun 2023, bisnis inti dan interconnected kami masing-masing mencatatkan pertumbuhan positif,” terang Batara, Senin 13 November 2023.
Baca juga: Laba Bank Sampoerna Naik 32 Persen di Kuartal III-2023 jadi Segini
Dari sisi laba bersih, misalnya, Citi Indonesia mampu meraup Rp1,7 triliun pada kuartal ketiga tahun 2023, meningkat 46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Total Aset Citi Indonesia meningkat sebesar 4,8 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp99 triliun, terutama ditopang oleh kenaikan kredit yang tumbuh sebesar 11,7 persen,” lanjut Batara.
Tidak hanya itu, non-performing loan (NPL) Citi Indonesia berada di angka 3 persen, di mana rasio NPL nett ‘hanya’ mencapai 0,3 persen. Hal ini bisa diraih dengan penerapan asas kehati-hatian dalam manajemen risiko, terlebih dalam situasi yang tidak stabil ini.
Batara menekankan pertumbuhan ini disebabkan dari meningkatnya pendapatan bunga di lini institutional banking. Adapun institutional banking yang dijalankan Citi Indonesia berupa investment banking, corporate banking, commercial banking, trading dan markets, transactional banking, dan security service.
“Selama kuartal ketiga tahun ini, jumlah kredit Institutional Clients Group meningkat sebesar 14 persen dengan penyumbang terbesar berasal dari sektor agribisnis, energi dan sumber daya alam, serta jasa,” papar Batara.
Meskipun mengandalkan institutional banking, Batara mengatakan kalau bank komersial Citi Indonesia, yang menyasar mid market juga tumbuh 22 persen. Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari klien-klien multinasional dan solusi manajemen kas.
Sektor perbankan global Citi Indonesia juga tumbuh 16 persen, yang disebutkan banyak datang dari koridor Asia. Batara memaparkan Tiongkok dan Jepang menjadi partner utama mereka, di mana kontribusi mencapai 27 persen (Tiongkok) dan kontribusi Jepang mencapai 22 persen.
Di sisi lain, Citi Indonesia juga mengalami sedikit penurunan dari variabel dana pihak ketiga (DPK) yang terkontraksi 2,15 persen. Penurunan ini terjadi di time deposit dan set income, khususnya di consumer banking.
Baca juga: Terbang 193,8 Persen, Laba Bersih Amar Bank di Kuartal III-2023 jadi Segini
Ke depannya, Batara berharap kalau pertumbuhan yang terjadi di tahun ini bisa tetap terjaga pada 2024. Batara juga menekankan akan resmi beralih ke bisnis institutional banking, sehingga mereka akan melakukan banyak inovasi dan menelusuri pasar-pasar lain untuk mencari mitra baru.
“Kita akan melihat beberapa produk baru yang akan diluncurkan pada 2024. Demikian juga untuk transaction banking, di mana fokus untuk cross-border payment, bagaimana kami memfasilitasi nasabah multinational kami. Dan kemudian juga bagaimana inovasi ini bisa mempengaruhi transactional banking,” jelas Batara.
“Jadi lebih banyak ke inovasi dan memastikan kami membawa solusi bagi masyarakat dan pasar,” pungkasnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (8/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed kembali memangkas… Read More
Direktur Pemberdayaan dan Layanan UPZ CSR BAZNAS RI Eka Budhi Sulistyo (kanan) dan Seketaris Perusahaan… Read More
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi tengah membrikan sambutan saat Musyawarah… Read More
Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T. Budiman memberikan sambutan saat peluncuran program… Read More