Perbankan

CIMB Niaga Kantongi Laba Sebelum Pajak Rp4,4 Triliun di Semester I 2025

Jakarta – PT Bank CIMB Niaga Tbk mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2025 dengan mencetak laba sebelum pajak konsolidasi (unaudired) Rp4,4 triliun.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, raihan kinerja impresif tersebut mencerminkan implementasi strategi yang dijalankan secara konsisten dan disiplin.

“Kami mencatat pertumbuhan kredit yang baik dan terukur sesuai dengan profil risiko dan kondisi pasar. Di saat yang sama, kami tetap menjaga kualitas aset yang stabil, tingkat permodalan dan likuiditas yang kuat, serta sumber pendapatan yang terdiversifikasi dengan baik, sehingga dapat memperkuat posisi kami di industri,” kata Lani dikutip Selasa, 26 Agustus 2025.

Baca juga : CIMB Niaga Cetak Laba Rp3,51 Triliun di Juni 2025, Tumbuh 1,95 Persen

Diketahui, pada semester I-2025, CIMB Niaga mampu menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 24,0 persen dan 87,3 persen.

Adapun total aset konsolidasian adalah sebesar Rp357,9 triliun per 30 Juni 2025. Ini semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.

Dari sisi intermediasi, CIMB Niaga mampu menyalurkan kredit dan pembiayaan Rp231,8 triliun. Angka ini naik 6,8 persen year on year (yoy).

Rinciannya, penyaluran kredit segmen korporasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 9,3 persen. Sementara Usaha Kecil Menengah (UKM) naik 7,3 persen yoy dan konsumer tumbuh 4,7 persen yoy. 

“Kenaikan tertinggi di kredit/pembiayaan retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 26,7 persen yoy,” kata Lani.

Adapun himpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp261,9 triliun di Juni 2025 tumbuh 4,8 persen secara tahunan. Rasio current account and savings account (CASA) terhadap DPK tercatat sebesar 69,0 persen, atau meningkat 10,9 persen year on year (yoy).

“Pertumbuhan DPK ini menandakan bahwa bank mampu membina hubungan nasabah yang lebih erat dan meningkatkan pengalaman nasabah secara keseluruhan melalui layanan digital,” tambah Lani.

Kinerja CIMB Niaga Syariah

Di perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia. 

Lani menjelaskan, per 30 Juni 2025, total pembiayaan mencapai Rp59,6 triliun, tumbuh 2,5 persen yoy. Pembiayaan ini utamanya didorong dari pertumbuhan pada segmen wholesale dan commercial

Baca juga : CIMB Niaga Syariah dan PT Makassar Land Investama Perkuat KPR Syariah di Sulawesi Selatan

Kemudian, total DPK tercatat sebesar Rp48,2 triliun. CIMB Niaga Syariah terus fokus memperkuat komposisi pendanaannya, terutama dengan mendorong pertumbuhan dana murah lewat kerja sama strategis berbasis syariah dan pendekatan yang lebih dekat dengan komunitas muslim. 

Sebagai bagian dari prioritas keberlanjutan, kata Lani, hampir 25 persen dari total pembiayaan bank (atau sekitar Rp57,6 triliun) mendukung transisi yang adil, ekonomi rendah karbon, dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dari PBB. 

“Ini sejalan dengan komitmen kami terhadap keberlanjutan, kami juga berpartisipasi dalam peluncuran perdagangan karbon internasional melalui platform Indonesia Carbon Exchange, IDX Carbon, pada Januari 2025,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

28 mins ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

33 mins ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

1 hour ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

3 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

4 hours ago