Jakarta–Manajemen PT Chitose International Tbk memandang prospek usaha di 2016 lebih baik, jika dibanding dengan sepanjang 2015. Hal tersebut didukung dengan adanya wacana dan kebijakan pemerintah di bidang infrastruktur yang akan membangun pelabuhan, kantor, sarana, dan prasarana pendukung lain.
Dengan prospek usaha dan pembangunan baik tersebut, Vice President Chitose Internasional Timotius J. Paulus memprediksikan target penjualan perseroan naik 7% menjadi Rp336,5 miliar di 2016, dari posisi penjualan Rp315,22 miliar di 2015.
“Kontribusi terbesar dari penjualan reguler di dalam negeri sebesar Rp290 miliar, ekspor ditargetkan Rp15 miliar, penjualan ke proyek Rp26 miliar dan sebesar Rp5,5 miliar melalui business to customer,” tutur Timotius usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2015 perseroan di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin, 18 April 2016.
Penjualan yang meningkat memberikan sentimen positif bagi laba bersih perseroan yang tumbuh 15% menjadi Rp33,8 miliar di akhir 2016, bila dibanding posisi laba bersih Rp28,46 miliar di Desember 2015.
Guna menggarap proyek infrastruktur pemerintah dan dari luar, perseroan telah mengalokasikan dana belanja modal (capex) Rp21,5 miliar. Dana ini akan digunakan sebaik mungkin oleh perseroan, agar nilai penjualan dan laba perseroan sesuai dengan target yang diharapkan.
Pada tahun ini, Timotius menjelaskan, perseroan sudah menjalin kerja sama dengan Roland Jepang untuk kurun waktu tiga tahun dalam memenuhi kebutuhan kursi sebanyak 2.000 unit sebulan. Penjualan ekspor ke Hong Kong, Singapura dan Malaysia memberikan dampak yang baik, sehingga penjualan perseroan meningkat di 2015
Peningkatan produksi, diakui Timotius, guna mendukung upaya perseroan dalam membuka flagship shop di Surabaya. Flagship ini dibuka untuk membidik pasar ritel dan beberapa proyek di kawasan Indonesia Timur.
“Strategi bisnis di era MEA pun dilakukan kami, dengan menyeragamkan harga produk dengan barang lokal di Singapura dan Malaysia. Kami juga akan mengekspor kursi kerja dan kursi lipat ke Arab Saudi dan Hong Kong senilai Rp3 miliar,” tegas Timotius.
Selain itu, peningkatan penjualan bisa didorong dari pasar dalam negeri, hal itu terlihat rencana perseroan yang mengincar proyek-proyek di lingkup pemerintah.
“Kami juga mendapatkan proyek PT KAI Commuter Line Jakarta untuk menyediakan kursi dan tempat sampah di 20 stasiun Jakarta dengan nilai Rp2 miliar. Kemungkinan nantinya akan diikuti oleh stasiun-stasiun lain di Indonesia,” urai Timotius. (*) Dwitya Putra
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More