Categories: Tokoh

Chandra M Hamzah Merasa Tidak Pas di BTN

Chandra Hamzah menolak pengangkatnnya menjadi komut BTN. Mantan Wakil Ketua KPK ini akan segera berkirim surat kepada Menteri BUMN terkait penolakannya tersebut. Apriyani Kurniasih dan Rezkiana Nisaputera.

Jakarta–Awal September lalu, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT  Bank Tabungan Negara (BTN) menyetujui pengangakatan Chandra M Hamzah sebagai komisaris utama BTN (Komut BTN). Wakil Ketua Komisi Pembetrantasan Korupsi (KPK) ini ditunjuk untuk menggantikan Sukardi Rinakit yang sebelumnya menjabat.

Penolakan tersebut disampaikan Chandra pasca bertemu dengan Edwin Hidayat Abdullah, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, di Kantor Kementerian BUMN hari ini, Selasa, 29 September 2015. Chandra yang kini masih menjadi Komisaris Utama di PLN mengungkapkan soal tidak diperbolehkannya rangkap jabatan sebagai alasan penolakannya menjadi Komut BTN.

“Saya bertemu dengan Edwin  sehubungan dengan adanya RUPTS BTN yang menetapkan saya selaku komisaris utama BTN, dan berlaku efektif terhintung semenjak putusan‎ lulus fit and proper test dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kebetulan keputusan RUPTS sudah ada. Sementara di PLN sendiri saya secara legal masih Komut PLN, Oleh karena itu saya sampaikan bahwa memang tidak boleh ada rangkap jabatan” terang Chandra.

Selain itu, Chandra merasa tidak pas berada di BTN. Pria ini baru merasa nyaman dengan suasana kerjanya bersama dengan anggota Dewan Komisaris PLN. “Kita punya projek 35 ribu Mw dan ini baru berjalan belum setahun. Kemudian di tengah jalan diberhentikan, kemudian saya diangkat menjadi Komut BTN. Tetapi ini saya anggap sepenuhnya kewenangan pemegang saham” tambahnya.

Sebelumnya, Chandra mengaku telah beberapa kali meminta waktu ke Menteri BUMN, Rini M Soemarno. “Mengenai status saya sebagai komisaris PLN saya serahkan sepenuhnya kepada RUPS untuk memutuskan saya cocok atau tidak cocok sebagai Komut PLN. Sementara untuk BTN sendiri saya sudah sampaikan ke pak Edwin yang intinya saya tidak bersedia menjadi Komut BTN” tegasnya.

Rini M Soemarno memilih Chandra M Hamzah menjadi komisaris di BTN dengan beberapa alasan. Saat itu, Rini mengungkapkan bahwa Chandra diharapkan dapat mengembangkan perseroan menjadi lebih besar lagi. Terlebih posisi tersebut sudah lama kosong.

Dalam waktu dekat, Chandra berencana untuk segera mengirimkan surat ke Menteri BUMN terkait penolakannya tersebut. “Saya pikir bicara dulu dengan pak Edwin, baru kirim surat ke Ibu Menteri” pungkasnya.

Apriyani

Recent Posts

Banyak Fitur dan Program Khusus, BYOND by BSI Raih Respons Positif Pasar

Jakarta – Super App terbaru dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), yaitu BYOND by… Read More

11 hours ago

Pekan Kedua November, Aliran Modal Asing Keluar Indonesia Sentuh Rp7,42 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia pada pekan kedua… Read More

13 hours ago

IHSG Sepekan Turun 1,73 Persen, Kapitalisasi Pasar Bursa jadi Rp12.063

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa data perdagangan saham pada pekan 11… Read More

15 hours ago

Top! Baru Setahun, Allianz Syariah Sudah jadi Market Leader

Jakarta – Kinerja PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia atau Allianz Syariah tetap moncer di… Read More

18 hours ago

BPR Syariah BDS Serahkan Cash Waqf Linked Deposit Rp111 Juta ke Warga Yogyakarta

Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More

1 day ago

Antusiasme Mahasiswa Udayana Sambut Gelaran Literasi Keuangan Infobank

Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More

1 day ago