Jakarta – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan kinerja positif di 2022. Hal ini tercermin dari capaian laba bersih senilai USD4,67 miliar atau setara dengan Rp69,22 triliun di sepanjang 2022. Selain itu, PHE juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan produksi migas, yakni 7% dibandingkan tahun lalu.
Jika dirincikan, perusahaan berhasil mencapai produksi hampir 1 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) atau sebesar 967 MBOEPD dari 65 blok migas, bertumbuh 7% bila dibandingkan dengan produksi migas tahun lalu. Atas kinerja produksi migas yang positif tersebut, laba perusahaan pun ikut terdongkrak.
Adapun dampak positif performa PHE kepada pendapatan negara secara total sebesar USD8,77 miliar yang terdiri dari pendapatan pajak, pendapatan bukan pajak dan signature bonus.
Menyikapi ini, Anggota Komisi VII DPR HM Ridwan Hisjam mengapresiasi kinerja keuangan PHE di sepanjang 2022. “PHE menyumbang 70% pendapatan Pertamina holding. Apabila PHE pendapatannya besar, otomatis pendapatan Pertamina akan ikut naik,” ujarnya seperti dikutip di Jakarta, 21 Mei 2023.
Menurutnya, keberhasilan PHE juga akan memberikan dampak positif terhadap sektor hulu. Pada akhirnya, akan memberikan nilai positif bagi keuntungan perusahaan dan anak perusahaan di bawahnya, seperti Pertamina Hulu Rokan (PHR), PT Pertamina EP (PEP), PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), PT Pertamina EP Cepu (PEPC), PT Pertamina Internasional EP (PIEP), dan sebagainya.
“Keberadaan PHE sangat penting sekali dan akan lebih mudah memenage perusahaan di bawahnya,“ ucap Ridwan.
Di sisi lain, ia juga sependapat dengan rencana PHE untuk melakukan penawaran perdana saham (IPO). Dengan melantai di bursa, diharapkan kinerja PHE akan semakin meningkat. “Karena kalau sudah menjadi perusahaan terbuka, semua harus transparan. Tidak ada yang bisa ditutupi. Dan ini menjadi tantangan bagi perusahaan hulu Pertamina,” ungkapnya.
Terkait raihan positif tersebut, Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah pun menilai, pendanaan lewat IPO diperlukan PHE dalam rangka meningkatkan kinerja dan menjaga momentum kinerja positif. Termasuk dalam rangka mendukung tercapainya target produksi nasional minyak bumi sebanyak 1 juta barel per hari (bph).
“IPO adalah pilihan tepat. Banyak sekali manfaatnya. Jadi (PHE) memang harus didorong (untuk IPO),” papar Piter.
Lanjut Piter, manfaat utama pelaksanaan IPO bagi PHE adalah terkait opsi pendanaan yang lebih moderat dan menguntungkan bagi perusahaan dalam membiayai kebutuhan investasinya untuk kegiatan eksplorasi. Karena dana dari IPO bisa menjadi solusi tepat untuk investasi. Antara lain, untuk kegiatan eksplorasi dan mencari sumur-sumur baru, yang membutuhkan biaya sangat besar.
Melalui dana dari IPO, PHE bisa berinvestasi untuk meningkatkan lifting, sehingga mengurangi ketergantungan impor.
“Karena selama ini Pertamina memang hanya mengandalkan produksinya dari sumur-sumur yang existing dan sudah tua. Dengan kinerja yang semakin kinclong, maka kontribusinya terhadap negara, baik dalam bentuk pajak maupun setoran dividen, juga semakin besar. Artinya, negara juga yang diuntungkan dari IPO ini,” tutup Piter. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More