Kode barcode 729 diduga dari negara Israel. (Foto: Tangkapan Layar)
Jakarta – Belakangan, media sosial dihebohkan mengenai pemberitaan kode barcode berawalan angka 729 yang ditenggarai sebagai produk asal Israel. Narasi yang tersebar menyerukan untuk memboikot kode nomor batang tersebut.
“Yuk kita wajib boikot produk israel dan sekutunya, jika kita membeli produk mereka sama saja kita mendzolimi saudara kita di Palestina. Ingat sebelum anda membeli produk apapun di cek dulu kode barcode seperti dibawah ini. Dibawah ini kode barcode negara pembuat. Kode 729=Israel, Kode 00-13 = Amerika,” tulis narasi unggahan tersebut.
Berdasarkan hasil penelusuran Infobanknews, nomor unik di bawah kode batang pada produk yang dijual di pasaran merupakan kode yang diatur oleh GS1.
Baca juga: Perbandingan Harga Produk Israel vs Lokal, Mana Paling Murah?
GS1 merupakan perjanjian industri dagang global yang menghasilkan pembuatan kode batang, untuk memudahkan pemindaian dan pemberdayaan rantai pasokan.
Terdapat 13 digit unik yang dipakai hampir di semua negara, yakni European Article Number (EAN) atau Universal Product Code (UPC). Perusahaan yang terdaftar ke GS1 akan diberi pengenal unik yang dimulai dengan prefix tersebut.
Melansir laman resmi GS1, Kamis (9/11), kode 729 memang dipakai untuk Israel. Namun secara resmi GS1 mengklaim, perusahaan dengan barcode dari organisasinya bisa memproduksi produk dari negara mana saja di seluruh dunia. Prefiks yang diterbitkan GS1 tidak mengidentifikasi negara asal produk tersebut.
Kesimpulan
Artinya, tiga digit angka yang tertulis dalam barcode produk tidak menunjukkan di mana produk tersebut diproduksi. Kode tersebut hanya menunjukkan lokasi perusahaan, namun produk dapat dibuat dari negara lain.
Baca juga: 10 Produk Teknologi Israel yang Ramai Diboikot Dunia
Awalan GS1 tidak menunjukkan bahwa produk tersebut diproduksi di negara tertentu atau oleh produsen tertentu.
GS1 pun memperbolehkan perusahaan untuk mengubah digit kode batang lantaran produksinya bisa dilakukan di negara mana saja. Oleh sebab itu, pembuatan kode tidak selalu mengacu pada negara asal produk.
Dikutip dari Barcoding, lokasi kantor dan fasilitas produksi sebuah perusahaan acap kali berada di negara yang berbeda. Sehingga banyak produk tidak lagi menunjukkan informasi di mana mereka dibuat. Contohnya, hanya memberikan informasi lokasi distributor berada. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Poin Penting Laba BRK Syariah kuartal III-2025 naik 3,46 persen menjadi Rp218,20 miliar didorong pembiayaan… Read More
Poin Penting BCA menyiapkan uang tunai Rp42,1 triliun untuk Nataru 2025/2026 agar transaksi nasabah tetap… Read More
Poin Penting Aliran modal asing keluar pada minggu kedua Desember 2025 nonresiden tercatat jual neto… Read More
Poin Penting Pembiayaan Multiguna iB Hijrah Bank Muamalat tumbuh 41 persen secara tahunan (YOY) hingga… Read More
Poin Penting Daniel dan Richard Tsai jadi orang terkaya Taiwan dengan kekayaan USD13,9 miliar dari… Read More
Poin Penting Bank Mega dan Metro menggelar Season of Elegance Fashion Show yang menampilkan karya… Read More