Moneter dan Fiskal

Cegah Risiko, BI Rancang Aturan Obligasi Komodo

BatamBank Indonesia (BI) mengaku tengah merancang aturan penerbitan obligasi global berdenominasi rupiah Komodo Bond, yang bertujuan agar opsi terbaru korporasi untuk meraup pendanaan infrastruktur ini, tidak mengundang risiko dan memenuhi prinsip kehati-hatian.

“Risiko yang lebih dijaga adalah likuditas rupiahnya saat obligasi itu due misalnya, Karena sisi sebagai penerbit itu tidak mengenal risiko nilai tukar,” ujar Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Dody Budi Waluyo di Batam, Kamis, 12 April 2018.

Pengaturan penerbitan Komodo Bond ini, kata dia, tidak akan jauh berbeda dengan pengaturan utang luar negeri valas. Misalnya, terdapat pengaturan agar korporasi penerbit menjaga kondisi likuiditas rupiah untuk penjualan Komodo Bond. Kemudian, rasio penyerapan utang yang harus diberikan lindung nilai (hedging) dan juga syarat peringkat obligasi dari korporasi penerbit.

“Ini kurang lebih diterapkan aturan yang sama, untuk Komodo Bond. Tapi detailnya nanti saja saat peraturannya sudah terbit,” ucapnya.

Baca juga: Tiga BUMD Siap Didorong Terbitkan Green Bonds

Menurutnya, Komodo Bond akan menjadi salah satu sumber pendanaan korporasi, terutama untuk pembiayaan infrastruktur tahun ini. “Tidak ada risiko nilai tukar dalam Komodo Bond, tapi risiko nilai tukar beralih kepada investornya yang membeli komodo bond bisa di asing dan di domestik. Jadi relatif terkelola dari sisi nilai tukar,” paparnya.

Namun demikian, dirinya masih enggan untuk menjelaskan lebih detail aturan dan kapan tanggal pasti penerbitan aturan tersebut.

Komodo Bond adalah efek atau surat berharga berdenominasi rupiah yang bisa ditawarkan tidak hanya kepada investor domestik, namun juga global. Beberapa negara pun pernah menerbitkan surat utang dengan mata uangnya masing-masing seperti Filipina dengan Global Peso, Tiongkok dengan Dim Sum Bonds, dan India dengan Masala Bonds.

Korporasi di Indonesia yang sudah menerbitkan Komodo Bond adalah Pertama, PT Jasa Marga Tbk pada akhir 2017 senilai 295,7 juta dolar AS atau Rp4 triliun di Bursa Efek London. Kemudian PT Wijaya Karya Tbk yang  menerbitkan Komodo Bond senilai Rp5,4 triliun di Bursa Efek London pada awal 2018. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

37 mins ago

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

15 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

15 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

16 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

17 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

18 hours ago