News Update

Cegah Kejahatan, Bank Diminta Terapkan Anti-Money Laundering Yang Optimal

Jakarta – Perkembangan produk, aktivitas, dan teknologi dalam industri keuangan telah semakin kompleks yang mana meningkatkan peluang pihak-pihak tidak bertanggung jawab menggunakan produk/layanan dari institusi keuangan untuk hal yang salah. Demi mengurangi penggunaan bank dan institusi keuangan dalam tindak kejahatan keuangan, penerapan Anti-Money Laundering yang optimal dan efektif sangatlah diperlukan.

Untuk itu, NICE Actimize dan Q2 Technologies mengajak bank dan institusi keuangan dapat menerapkan akan pentingnya penerapan Anti-Money Laundering dalam organisasi, guna mengurangi penggunaan bank dan institusi keuangan dalam tindak kejahatan keuangan. Menurut NICE Actimize, penerapan sistem Anti-Money Laundering dapat mendorong berjalannya aturan perbankan di Indonesia

Selain isi dari peraturan OJK yang mewajibkan semua institusi keuangan termasuk bank untuk menerapkan sistem Anti-Money Laundering, aturan itu juga menyatakan bahwa kompleksitas produk, layanan, dan teknologi keuangan yang terus berkembang akan menyebabkan tingginya risiko pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme dalam institusi keuangan, yang mana membuat penerapan sistem Anti-Money Laundering sangat penting bagi operasi bisnis terlepas dari aturan yang berlaku.

Rian Dharmawan dari Q2 Technologies menjelaskan bahwa pemenuhan aturan itu sendiri merupakan kewajiban dasar dari setiap institusi keuangan. Sementara itu, Senior Presales Consultant NICE Actimize Gadaffi Maricar pun mengungkapkan, meski dapat menekan risiko pencucian uang atau pendanaan terorisme dalam institusi keuangan, namun masih ada tantangan dalam menjalankan aturan Anti-Money Laundering.

“Satu titik fokus pada solusi AML yaitu kemampuan memeriksa tanda-tanda dengan lebih baik dan efektif. Bertambahnya pertanda yang berhubungan dengan kejahatan keuangan berkaitan langsung dengan perkembangan transaksi, di mana mengetahui pertanda-pertanda tersebut adalah hal yang terpenting saat ini,” ujar Gadaffi Maricar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019.

Kemampuan dalam penggunaan proses otomasi, skor prediksi dari SAR (Suspicious Activity Report) dan alur kerja yang teruji, merupakan hal terpenting dalam solusi Anti-Money Laundering saat ini. Selain itu, sebagai penyedia solusi di bidang risiko & pemenuhan dengan pengalaman yang luas di institusi keuangan dan pemerintahan, NICE Actimize telah menyampaikan pendekatan menyeluruh untuk KYC dan pemantauan transaksi, dan solusi-solusi terkait yang sesuai dengan aturan OJK.

Regional Sales Director dari NICE Actimize, Himanshu Upadhyaya menyatakan, industri Anti-Money Laundering saat ini sudah bergerak dari yang sebelumnya pendekatan berbasis transaksi, menjadi pendekatan berbasis risiko. Perkembangan teknologi AML sudah seharusnya semakin maju dan sesuai untuk mengimbangi berkembangnya upaya-upaya tindakan pencucian uang, ditambah perubahan-perubahan pada regulasi pemerintah yang membutuhkan sistem yang lebih modern dan relevan.

“Keberadaan teknologi pendukung pemenuhan aturan adalah suatu keharusan, tetapi bila dilihat dari perspektif praktis, keahlian dalam penerapan dan penunjang sama pentingnya untuk membangun ekosistem bisnis yang efisien dengan sistem Anti-Money Laundering yang berjalan dengan baik,” tutup Senior Vice President dari Q2 Technologies, Michael Adinugraha. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

9 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

11 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

12 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

14 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

19 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

20 hours ago