Categories: Nasional

Catatan DPR Untuk RAPBN 2016

Target pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,5% dinilai masih sangat ambisius. Pemerintah diminta fokus tekan inflasi dan menjaga nilai tukar. Apriyani Kurniasih.

Jakarta–Pada sidang paripurna lalu, sepuluh Fraksi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memberikan pandangan umumnya atas Rancangan Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2016 beserta Nota Keuangan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan lalu. Dalam pandangan umumnya, sebagian besar fraksi menyetujui RAPBN pertama Pemerintahan Jokowi.

Namun, tidak demikian dengan pendapan Laila Istiana, Anggota DPR dari Fraksi PAN. Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi 2016 yang sebesar 5,5% dinilai masih sangat ambisius. Mengingat capaian pertumbuhan ekonomi di kuartal I dan II hanya mencapai 4,6% dan 4,6%.

“Fraksi PAN meminta Pemerintah agar merevisi target pertumbuhan ekonomi ke angka yang lebih realistis, sebagaimana proyeksi F-PAN di angka 5,2%”  ujar Laila.

Sementara itu, Sirmadji Tjondro Pragolo, Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan melihat adanya indikasi kuat “perang mata uang” (currency war) antara Tiongkok dan Amerika. Ia pun meminta  Pemerintah menunjukkan sikap serius dengan melakukan langkah koordinasi yang lebih baik dan terintegrasi antara Pemerintah dan Bank Indonesia untuk mempertahankan nilai tukar rupiah.

Pesan kewaspadaan turut disampaikan oleh Verna Gladies Merry Inkiriwang, Anggota DPR dari Fraksi Demokrat. Verna yang menyoroti masalah inflsi menilai, target inflasi sebesar 4,7% masih cukup realistis. Namun, ia berharap Pemerintah dan BI bekerja lebih keras lagi dalam menjaga dan menekan laju inflasi tersebut. “F-PD juga meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) tetap bekerja keras supaya inflasi bisa ditekan dan bisa dikendalikan dengan baik,”  imbuh Verna.

Wakil Ketua DPR Bidang Ekonomi dan Keuangan, Taufik Kurniawan yang memimpin Rapat Paripurna juga berpesan, kendati RAPBN 2016 disetujui, namun ada sejumlah catatan untuk pemerintah, salah satunya mengenai kondisi perekonomian global yang kurang bersahabat. “Tapi, RAPBN ini sudah realistis dengan kondisi mekanisme pasar, dan sesuai dengan harapan pasar,” tandasnya.

 

Apriyani

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

15 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

15 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

16 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

17 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

1 day ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

1 day ago