Keuangan

Catat! Begini Tips Bijak Mengelola Keuangan bagi Generasi Muda di Tengah Fenomena FOMO

Poin Penting

  • Fenomena FOMO, YOLO, dan FOPO membuat generasi muda rentan boros untuk kebutuhan sesaat.
  • Dua pilar keuangan: fondasi kuat (arus kas positif, dana darurat, utang terkendali) dan investasi sesuai tujuan.
  • Proteksi seperti asuransi penting untuk memitigasi risiko tak terduga di masa depan.

Jakarta – Financial Planner Fennicia Auliantika menekankan pentingnya mengelola keuangan secara bijak bagi generasi muda di tengah fenomena FOMO (fear of missing out), YOLO (you only live once), dan FOPO (fear of other people’s opinion) yang marak terjadi belakangan ini.

“Fenomena-fenomena tersebut banyak terjadi di anak muda akibat media sosial padahal uangnya belum mencukupi,” ujar Fennicia kepada ratusan mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI), dalam acara Infobank Financial Literacy Roadshow with Tugu Insurance bertajuk “Bijak Kelola Keuangan, Tenang di Masa Depan, Rabu, 1 Oktober 2025.

Feni, sapaan akrabnya, menuturkan fenomena tersebut dapat berdampak buruk pada masa depan, karena generasi muda cenderung menghabiskan uang untuk kebutuhan sesaat seperti menonton konser, membeli gadget baru, hingga liburan.

“Nanti kita tidak punya dana pensiun, kita mau sekolahin anak di masa depan juga sulit. Jadi, jangan sampai terjadi ya. Makanya penting untuk mengelola keuangan dengan bijak,” jelasnya.

Baca juga: AAJI Gelar SmartFin Day 2025, Bekali Mahasiswa Tips Atur Keuangan Bijak

Dalam kesempatan itu, Feni membagikan tips bagaimana merencanakan keuangan untuk ketenangan di masa depan. Ia menekankan bahwa ada dua pilar utama yang harus dilakukan generasi muda.

Ia menjelaskan, pilar pertama yang harus dilakukan generasi muda yakni dengan menguatkan fondasi keuangan. Pilar ini mencakup arus kas, dana darurat dan utang terkendali.

“Arus kasnya harus positif atau jangan sampai negatif lah intinya. Lalu, menyiapkan dana darurat dengan rincian yakni minimal 3 kali pengeluaran bulanan untuk yang sudah bekerja. Dan terakhir yakni utang terkendali. Untuk teman-teman mahasiswa tolong jangan berutang dulu ya,” pintanya.

Baca juga: Allianz Indonesia Bagikan Tips Atur Keuangan di Tahun Ular Kayu

Lalu, pilar kedua yakni merencanakan investasi sesuai dengan tujuan keuangan, dengan minimal 10 persen dari penghasilan.

“Boleh langsung investasi tapi harus kuat dulu fondasinya. Nah, kalau pilar ini sudah kuat maka harus ditutup dengan proteksi,” terangnya.

Menurut Feni, proteksi sangat penting sebagai tameng untuk memitigasi berbagai risiko dalam kehidupan.

“Misalnya, kalau suka traveling dan tiba-tiba terjadi hal yang tidak diinginkan maka harus ada proteksinya yang bisa dari asuransi,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

28 mins ago

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI, Bukti Peran Strategis dalam Stabilitas Ekonomi RI

Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More

38 mins ago

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

56 mins ago

DJP Tunjuk Roblox dan 4 Perusahaan Digital Jadi Pemungut PPN, Ini Rinciannya

Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More

59 mins ago

ASII Gairahkan Pasar Otomotif Nasional Lewat Astra Auto Fest 2025

Poin Penting ASII membuka Astra Auto Fest 2025 di BSD sebagai upaya mendorong pasar otomotif… Read More

2 hours ago

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

2 hours ago