Jakarta – Ekosistem pembayaran tanpa tunai atau cashless yang semakin luas diterima secara global mendorong perbankan melakukan inovasi untuk menjamin kenyamanan dan keamanan nasabah dalam bertransaksi. Tren ini diperkuat dengan tingginya pelaku perjalanan dalam negeri yang bepergian ke luar negeri dan mengandalkan transaksi non-tunai dalam memenuhi berbagai kebutuhan.
Riset Wanderlust Unleashed yang dirilis oleh Mastercard tahun ini mengamini tren tersebut. Dari laporan tersebut, terlihat bahwa wisatawan Asia Pasifik mulai meninggalkan uang tunai dan menggunakan metode pembayaran lain selama perjalanan mereka, dengan hanya 14 persen yang masih memilih bertransaksi menggunakan uang tunai saat bepergian.
Arianto Muditomo, Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran menjelaskan, metode pembayaran non tunai atau cashless di Indonesia sudah dikenal dan digunakan secara luas khususnya di segmen ritel.
“Untuk dipahami bahwa cashless dimulai dari era cek (Indonesia tidak mengalami booming cek untuk ritel), card based, dan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS),” jelas Arianto saat dihubungi Infobanknews baru-baru ini.
Baca juga: BI Targetkan Volume Transaksi QRIS Tembus 5,5 Miliar di 2025
“Kartu kredit berlogo prinsipal international masih dominan digunakan untuk pembelanjaan di luar negeri. Kemudian, diikuti oleh kartu debet internasional dan QRIS di negara-negara yang telah menjalin kerja sama transaksi QRIS cross border,” jelasnya.
Menurut Arianto, tren ini sangat baik dan bakal terus meningkat. Karena masih ditemukan pula pelancong yang masih membawa uang tunai ke negara yang akan dikunjungi. Selain menukar terlebih dahulu di Indonesia dengan nilai besar, namun transaksi tunai saat ini sudah cukup merepotkan, berisiko, dan ongkos sosialnya tinggi.
“Bagi wisatawan, pembayaran cashless sangat dibutuhkan ketika melancong ke luar negeri, ada batasan uang tunai (banknote) yang boleh dibawa masuk ke suatu negara,” katanya.
Kemudahan dalam bertransaksi cashless di level internasional mendorong PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) menghadirkan Danamon LEBIH PRO.
“Didasari oleh pemahaman atas tren dan kebiasaan dari para traveler Indonesia dan mereka yang memiliki mobilitas internasional yang tinggi inilah, Danamon hadir dengan Danamon LEBIH PRO yang memiliki banyak kelebihan. Produk ini adalah bagian dari komitmen Danamon untuk selalu berinovasi dalam menyediakan solusi finansial yang menyeluruh dan relevan dengan kebutuhan nasabah,” jelas Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head, PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Baca juga: Era Digitalisasi, Perusahaan Diimbau Pahami Manajemen Risiko Keamanan Data
Seperti diketahui, Danamon LEBIH PRO menyediakan 9 mata uang sekaligus dalam 1 rekening. Didukung Mastercard, nasabah dapat melakukan transaksi valuta asing melalui kartu debit dengan rate yang berani diadu.
Selain itu, fitur Auto Switching Currency memungkinkan kartu debit Danamon LEBIH PRO secara otomatis menyesuaikan mata uang lokal saat nasabah melakukan transaksi di luar negeri, sehingga nasabah tidak perlu khawatir mengenai biaya konversi yang tinggi.
Nasabah juga bisa lebih bebas berbelanja dengan Kartu Debit Danamon LEBIH PRO tanpa biaya konversi dan sudah dilengkapi dengan fitur contactless. (*)
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More
Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More