Categories: Analisis

Carut Marut Dibalik Akuisisi Saham Newmont

Pihak Newmont mengaku akan mempertimbangka rencana Arifin Panigoro  mengakuisisi saham Newmont. Kendati, rencana tersebut dianggap belum memenuhi kriteria. Rezkiana Nisaputra

Jakarta–Pengusaha nasional Arifin Panigoro, berencana mengakuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara (Newmont). Namun, hingga kini rencana tersebut masih menggantung. Pasalnya, pihak Newmont belum menyepakati pinangan dari Arifin Panigoro terkait pembelian sahamnya.

Pemilik PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tersebut, menurut Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, ingin memborong 76% saham Newmont senilai US$2,2 miliar atau sekitar Rp30 triliun. Kendati disambut baik oleh manajemen Newmont, namun sampai saat ini pembicaraan mengenai akusisi saham Newmont masih dalam tahap pembicaraan saja.

Beberapa waktu lalu, juru bicara Newmont Mining Corp, Omar Jabara, seperti dikutip dari Reuters mengatakan, pihaknya menyambut baik rencana pengusaha nasional Arifin Panigoro untuk mengakuisisi saham Newmont. Namun demikian, jelas dia,  pembicaraan terkait pembelian aset atau saham Newmot di Indonesia, hingga kini belum memenuhi kriteria.

“Kami akan mempertimbangkan tawaran untuk pembelian aset itu. Kami konsisten dengan target kami untuk terus mengembangkan portofolio dan kinerja keuangan. Diskusi terkait pembelian aset kami di Indonesia belum memenuhi kriteria penjualan kami, begitu juga dengan pendanaan untuk nilai wajarnya,” ujarnya.

Pemerintah pun tidak akan ikut campur dalam rencana pembelian saham Newmont oleh pengusaha nasional Arifin Panigoro. Sebab, kata Menteri ESDM, Sudirman Said, hal tersebut merupakan murni transaksi bisnis (business to business/B to B). “Nanti kalau seluruh aspek regulasi dipenuhi diumumkan. Kami (pemerintah) nggak boleh ikut campur,” tegasnya.

Sebagai informasi, saat ini komposisi saham PT Newmont Nusatenggara sebesar 56% di miliki Nusa Tenggara Patnership BV, 24% PT Multi Daerah Bersaing, 17,8% PT Pukuafu Indah dan 2,2% PT Indonesia Masbaga Investama. Semetara saham yang akan didivestasikan milik Nusa Tenggara Patnership. BV.

Sedangkan di tengah kondisi itu, PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC) yang dimiliki oleh Arifin Panigoro itu, juga terkena dampaknya. Pasalnya, rencana akuisisi saham Newmont olehnya, telah membuat saham MEDC meroket. Namun saham MEDC kembali anjlok seiring dengan memudarnya isu tersebut.

Menanggapi kondisi ini, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku akan menanyakan pihak manajemen MEDC terkait dengan isu tersebut. Sebagaimana dalam peraturan BEI,  emiten seharusnya tidak mengungkapkan rencana aksi koorporasi itu sebelum benar-benar ada kepastian tertulis.

“Kalau belum pasti jangan ngomong dulu. Sebelum ada kepastian tidak boleh di publish dulu. Itu peraturan yang mengikat ke emitennya. Kita akan tanyakan ke MEDC,” ujar Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Hamdi Hassyarbaini di Gedung BEI, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwam aksi apapun yang akan dilakukan emiten maupun pihak terkait yang dapat mempengaruhi pergerakan saham, harus dipastikan dahulu kebenarannya. Hal ini disebabkan karena isu tersebut sangat sensitif dan mempengaruhi kondisi pasar.

“Kami harus cek ke MEDCnya, apakan benar punya rencana itu atau enggak. Ini sepertinya inside information. Kalau iya ataupun enggak yaa nanti kami akan suruh jelaskan ke media,” tukas Hamdi.

Pada Kamis 26 November saham MEDC tercatat naik Rp140 atau 12,07% menjadi Rp1.300. Pergerakan saham MEDC tersebut tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Namun pada akhir perdagangan Jumat 29 November, saham Medco Energy tercatat turun 10% atau sekira Rp130 menjadi Rp1.170 per lembar saham.‬

Penurunan saham tersebut, pasalnya tidak lepas dari kabar yang disampaikan oleh perusahaan milik Arifin Panigoro terkait aksi korporasinya yang akan mengakuisisi saham Newmont sebesar 76% atau senilai US$2,2 miliar atau setara Rp30,123 triliun.‬ (*)

Apriyani

Recent Posts

Pasar Modal Indonesia Volatil, OJK: Masih Ada Kepercayaan dari Investor Retail

Jakarta - Saat ini, pasar modal Indonesia tengah menghadapi kondisi yang volatil. Menurut Ketua Dewan… Read More

40 mins ago

Trump dan Powell: Kisah Klasik Fiskal-Moneter

Oleh Muhammad Edhie Purnawan, Pengajar pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah… Read More

3 hours ago

Jadi Tuan Rumah Undian Simpeda, Bank BPD DIY Siap Pamerkan Wisata Budaya Yogyakarta

Jayapura – Undian Tabungan Simpeda Periode ke 2 Tahun XXXV-2025 sukses digelar Bank Papua, Jayapura… Read More

8 hours ago

Asbanda dan Bank Papua Gelar Pengundian Tabungan Simpeda 2025, Ini Pemenangnya!

Jayapura – Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) dan Bank Papua menggelar Undian Tabungan Simpeda Nasional… Read More

9 hours ago

OJK Infinity 2.0 Resmi Mengaspal, Jadi Motor Penggerak Keuangan Digital RI

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus mendorong pengembangan inovasi keuangan… Read More

10 hours ago

Bos OJK: Perbankan RI Masih Pede Hadapi Dampak Perang Dagang

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap optimistis terhadap kinerja industri perbankan Indonesia di tengah… Read More

10 hours ago