Ekonomi dan Bisnis

Cari Investor Potensial, Nickel Industries Undang Tesla ke Indonesia

Jakarta – Perusahaan asal Australia, Nickel Industries mengundang produsen kendaraan listrik dan baterai, termasuk Tesla datang ke fasilitasnya di Indonesia, dalam rangka mencari investor potensial.

Diketahui, produsen nikel pig iron itu tengah berekspansi ke nikel dengan kemurnian tinggi untuk industri kendaraan listrik dan sedang membangun pabrik senilai USD2,3 miliar di Morowali, Sulawes Tengah.

Nantinya, pabrik di Indonesia ini akan memasok produk seperti nikel sulfat, matte, dan campuran hidroksida endapan (MHP).

Nickel Industries sendiri memiliki 55 persen saham di pabrik tersebut, dan sisanya dikuasai produsen baja tahan karat asal China, Tsingshan.

Baca juga: Gara-Gara Hilirisasi, Ekspor Nikel RI Ke Tiongkok Melonjak 

Nickel Industries sedang mencari investor untuk kepemilikan sebanyak 20 persen di pabrik tersebut karena mitranya, Tsingshan, mengurangi porsi kepemilikan saham.

“Kami terbuka bagi produsen mobil untuk mengambil saham itu,” kata Werner kepada Reuters, seperti dikutip VOA Indonesia, Selasa (28/11).

Lanjutnya, Tesla, Panasonic dan Northvolt termasuk di antara perusahaan-perusahaan yang telah mengunjungi, atau akan segera mengunjungi, pabriknya di Indonesia.

Diketahui, Indonesia memproduksi lebih dari separuh nikel dunia dan diperkirakan akan menyumbang hampir tiga per empat pasokan global pada akhir dekade ini, seiring dengan semakin banyaknya produsen kendaraan listrik dan baterai yang menempatkan pijakan mereka di tanah air.

Produsen mobil AS Ford pada bulan Maret mengambil alih pabrik pemrosesan nikel senilai USD4,5 miliar di Indonesia bersama PT Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt dari China.

Baca juga: Bahlil Bantah Cadangan Nikel Berumur Pendek, Ini Faktanya

Pabrik pelindian asam bertekanan tinggi (HPAL) milik Nickel Industries diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2025 dan akan memasok sekitar 70.000-80.000 ton produk nikel per tahun.

Menurutnya, pabrik tersebut diperkirakan akan menerima pelanggan pada pertengahan tahun 2024.

“Perusahaan tersebut ingin memasarkan sekitar 7.000-8.000 ton MHP atau sekitar 10.000 ton nikel matte kelas 1 dan sekitar 30.000-40.000 ton MHP, katoda, atau nikel sulfat, tergantung pada kondisi pasar,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

6 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

8 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

8 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

10 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

15 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

17 hours ago