Di sisi lain, kata dia, untuk Net Interest Margin (NIM) perbankan menjadi yang tertinggi dibandingkan negara-negara kawasan, yakni mencapai 5,28 persen. Kondisi ini didukung oleh rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perbankan yang tercatat turun menjadi 81,69 persen.
“Angka (BOPO) ini turun dari 83 persen. Tapi untuk NPL gross masih cukup tinggi yakni 3,16 persen. Tapi saya rasa masih manageable. Karena ambang batas yang kita patok itu 5 persen,” ucap Nelson.
Baca juga: OJK Klaim Regulasi Perbankan Indonesia Lebih Baik Dibanding AS
Sedangkan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan, lanjutnya, secara tahunan tumbuh 9,21 persen per Februari 2017. Dirinya berharap, masih mengendapnya dana repatriasi dari Program Amnesti Pajak di perbankan semakin menguatkan likuiditas perbankan nasional di tahun 2017 ini.
“Sehingga bisa menambah amunisi. Alokasi dana daerah juga akan tambah dana di sistem perbankan,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More
Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More