News Update

Calon Ketua OJK: Wimboh Sang Perumus Aturan

Jakarta–Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyerahkan daftar Calon Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke DPR-RI. Tercatat 14 nama telah disaring Presiden untuk kemudian dilakukan uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test.

Dari daftar tersebut, ada dua sosok yang dinilai cukup kuat untuk mengisi posisi Ketua DK OJK yakni Sigit Pramono dan Wimboh Santoso. Kedua kandidat ini memiliki pengalaman yang sangat tinggi di industri keuangan. Sigit Pramono sendiri merupakan seorang bankir yang sudah malang melintang di industri perbankan. Sedangkan Wimboh adalah mantan pejabat BI yang kerap menelurkan aturan terkait industri perbankan. Kali ini, Infobank mengulas profil Wimboh Santoso.

Wimboh sendiri memulai karirnya di Bank Indonesia (BI) pada 1984 sebagai pemeriksa bank setelah lulus dari Universitas Sebelas Maret (UNS). Wimboh kelahiran Boyolali 15 Maret 1957, sebelumnya merupakan ekonom Indonesia yang pernah menjabat sebagai kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) di New York pada tahun 2012. Jabatan ini diperoleh usai ia menjabat sebagai Direktur Direktorat Pengaturan Perbankan BI periode 2010-2012.

Baru 10 bulan menjabat sebagai kepala perwakilan Bank Indonesia di New York, tokoh yang riset dan papernya sering dipublikasikan di dalam dan luar negeri ini didaulat menjadi Direktur Eksekutif IMF mewakili ASEAN plus Fiji, Tonga, dan Nepal sampai April 2015.

Wimboh menghabiskan masa muda di Soloraya. Pendidikan formal strata satu diraihnya dari Fakultas Ekonomi UNS Surakarta pada 1983. Dengan bekal gelar Sarjana Ekonomi itu dia meniti karier sebagai pengawas bank di BI. Ayah tiga anak ini melanjutkan studinya dalam program Master of Science in Business Administration di University of Illinois, Amerika pada 1991. Pendidikan ini diselesaikan pada September 1993.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang Doktor di Loughborough University, Inggris, dengan studi konsentrasi Financial Economics pada 1995. Dengan memboyong gelar PhD, Wimboh kembali ke Indonesia pada 1999. Dia membawa ilmu manajemen risiko (risk management) untuk diterapkan pada perbankan Indonesia. Banyak regulasi perbankan yang lahir atas peran Wimboh.

Selain bekerja di BI, Wimboh juga mulai aktif mengajar pada sejumlah Perguruan Tinggi. Dia juga ikut mendirikan program Magister Management Universitas Indonesia di bidang Risk Management pada 2001. Sejak akhir tahun 2015, Wimboh terpilih melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Bank Mandiri, untuk mengisi posisi sebagai komisaris utama bank tersebut. (*) Rezkiana Nisaputra

Paulus Yoga

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

12 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

14 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

16 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

17 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

17 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

20 hours ago