Categories: Moneter dan Fiskal

Cadangan Devisa Tergerus, BI Diminta Hati-hati

Volatilitas di pasar valas memaksa BI menggelontorkan cadangan devisa untuk menahan pelemahan Rupiah.Ria Martati

Jakarta–Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Destry Damayanti mengatakan, cadangan devisa pada dua bulan belakangan yaitu Agustus dan September tergerus karena permintaan Dolar Paman Sam.

Menurut Destry, dua bulan ini permintaan Dolar melonjak karena kepanikan di pasar valas akibat kebijakan Pemerintah China melakukan devaluasi mata uangnya, disamping itu permintaan riil di bulan-bulan tersebut memang meningkat karena kebutuhan membayar utang luar negeri.

“Belakangan, Agustus-September volatilitas market cukup besar, terus ada masalah supply Dolar enggak ada. Kondisi pasar panik, kemudian ada utang jatuh tempo, sehingga kepanikan itu kan karena permintaan di luar perkiraan juga,” kata Destry di Jakarta, Selasa, 22 September 2015.

Destry mengatakan, di sisi pasokan, juga terjadi outflow sehingga cadangan devisa tidak mengalami penambahan, kondisi ini memaksa bank sentrlal melakukan intervensi.

“September ada dua hal, pertama ada real demand untuk kebutuhan bayar utang, kedua memang ada panik karena ada pengaruh devaluasi Yuan. Dalam kondisi seperti itu memang dan kondisi panik seperti itu berapapun yang dikeluarkan bank sentral, enggak akan pernah bisa ngangkat (Rupiah). Karena semua persepsi lagi negatif,” tambahnya.

Kendati demikian, ia menilai langkah-langkah yang telah dilakukan bank sentral untuk menjaga pasokan valas dengan pengubahan tenor-tenor instrumen valas telah tepat. Ke depan, lanjut Destr, BI harus berhati-hati karena posisi cadangan devisa yang saat ini di kisaran USD103 miliar.

“Makannya BI di September mengeluarkan SBI dan TD valas yang jangkanya lebih panjang. Dengan harapan dana itu bisa stay lebih lama di cadev. Kalau yang lainnya kan biasanya hanya satu bulanan. Jadi itu cara BI supaya bisa nahan agar cadev nggak terlalu turun dan Dolar yang ada enggak keluar, tapi bisa ditahan di domestik,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat, per Senin (21/9) atau pekan ketiga September 2015, cadangan devisa Indonesia sebesar USD103 miliar. Angka ini menurun USD2,3 miliar jika dibandingkan dengan posisi cadangan devisa per akhir Agustus 2015 yang sebesar USD105,3 miliar.

Posisi cadangan devisa sebesar USD103 miliar tersebut masih belum bisa dikatakan sebagai angka yang resmi, karena kata Gubernur BI angka tersebut masih bisa berubah hingga akhir bulan ini. Hal ini sejalan dengan BI yang harus melihat kondisi ekspor hingga akhir September 2015. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

10 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

10 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

11 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

12 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

12 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

15 hours ago