Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2017 mengalami peningkatan sebesar US$4,67 miliar menjadi US$127,76 miliar, dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2017 yang tercatat sebesar US$123,09 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman dalam keterangannya, di Jakarta, Senin, 7 Agustus 2017 mengatakan, peningkatan tersebut dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerbitan global bonds pemerintah, dan penerimaan pajak.
“Selain itu, peningkatan ini juga didorong oleh devisa ekspor migas bagian pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa terutama untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.
Menurutnya, posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2017 tersebut masih cukup untuk membiayai 9 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional yakni sekitar 3 bulan impor.
“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” ucapnya. (*)
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More