Moneter dan Fiskal

Cabai Merah Hingga Bawang Merah jadi Penyumbang Inflasi Terbesar di Sumut

Jakarta – Gubernur Sumatera Utara, Edi Rahmayadi melaporkan sejumlah data terkait dengan inflasi pangan yang dimana dari beberapa komoditas pangan strategis, diantaranya cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit memiliki andil besar penyumbang inflasi di Sumatera Utara (Sumut).

Ia menyatakan bahwa inflasi yang terjadi tersebut bukan diakibatkan oleh komoditas itu sendiri, melainkan para sumber daya manusianya yang dimana para tengkulak melakukan supply cabai merah ke beberapa lokasi lain di Sumatera Utara dengan tanpa adanya pengawasan.

“Saya tidak percaya kalau cabe merah ,bawang merah yang mengakibatkan inflasi Sumatera Utara, pasti orang yang membuatnya artinya manusianya. Ada kesalahan disitu kita lihat aja ke depan tadi barusan panen membentang tanaman cabe segitu banyak,” ucap Edy dalam Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Deli Serdang, 31 Agustus 2022.

Oleh karena itu, untuk mengendalikan supply cabai merah tersebut, Edy meminta kepada para penegak hukum yang ada untuk terus mengawasi kegiatan tersebut sesuai dengan Perda BUMD, sehingga tidak terjadi lagi kelalaian dalam supply cabai merah dan dapat menambah pendapatan daerah.

“Ini harus dijaga, ini boleh keluar, BUMD sudah ketok Perdanya. Jadi nanti kita kawal ini sehingga kalau sudah tanam panen harganya turun, jadi nanti mau turun mau naik tidak ada cerita itu dan petani ditanggung BUMD, jadi BUMD yang mengambil ini, kita sudah atur dan sedang disusun bagaimana mengatur ini dan tidak ada tengkulak masuk di situ,” tambah Edy.

Di sisi lain, terkait dengan komoditas peternakan Sumatera Utara, tercatat masih baik dan tidak ada masalah dalam stock daging ayam maupun telur ayam. Sedangkan, pada gula pasir sedang difasilitasi sebanyak 20 ribu hektar tanah sebagai pabrik gula untuk menekan impor gula.

“Daging ayam is oke banyak sekali apalagi di Deli Serdang ini ayam nggak ada masalah daging ayam telur ayam orang lain sibuk naik kita tak naik, turun malah. Gula pasir, tanah 20 ribu hektar sedang kita fasilitasi dan akan membuat pabrik gula di Langkat, kita usahakan ini sehingga kita tidak melakukan impor gulagula,” imbuhnya. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

7 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

7 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

9 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

9 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

10 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

11 hours ago