Nasional

Buruan! Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023

Jakarta – Pandemi Covid-19 telah berakhir, Kementerian Kesehatan memutuskan untuk menghentikan program vaksinsinasi gratis per 31 Desember 2023.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendorong masyarakat yang belum mendapatkan dosis vaksin booster untuk mendatangi lokasi vaksinasi yang tersedia.

“Sampai akhir tahun ini, biaya vaksinasi Covid-19 masih ditanggung negara,” ujar Budi dikutip, Jumat, 28 Juli 2023.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Berbayar Mulai Tahun Depan, Begini Tanggapan Pengamat

Meskipun nantinya berbayar, lanjut Budi, Kementerian Kesehatan memastikan bahwa kelompok masyarakat berisiko tinggi dan Penerima Bantuan Iuran (BPI) BPJS Kesehatan akan dikecualikan dari ketentuan vaksinasi Covid-19 berbayar mulai awal 2024.

“Arah kebijakannya jika berisiko tinggi dan dia sudah dicover BPJS Kesehatan, itu tetap gratis. Kalau belum, harus beli sendiri, normal seperti layanan kesehatan lainnya,” ungkap Budi.

Pandemi Covid-19 memang telah berakhir dan telah memasuki era endemi. Menurut Budi, vaksinasi Covid-19 tetap dibutuhkan. Tujuannya untuk mencegah penularan dan terhindar dari gejala berat saat terinfeksi.

Jadi seseorang yang terkena virus tak perlu lagi jalani perawatan insentif di rumah sakit. Ini seperti meningitis, masih perlu diberikan secara rutin,” jelas Budi.

Adapun regulasi terkait vaksinasi gratis mulai 1 Januari 2024 ini hanya menyasar kelompok masyarakat berisiko tinggi dan peserta PBI BPJS Kesehatan.

Kelompok tersebut di antaranya lansia dengan komorbid. Kemudian kelompok dewasa muda berkomorbid khususnya obesitas, dan masyarakat yang memiliki gangguan kekebalan tubuh seperti penyandang HIV. 

Baca juga: Ternyata Ini Pemicu Potensi Iuran BPJS Kesehatan Naik di 2025

Menanggapi kebijakan tersebut, Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansyah, mengatakan bahwa kebijakan vaksinasi berbayar tersebut sudah tepat, karena sebelumnya pemerintah sudah mencabut status pandemi Covid-19 di akhir tahun 2022.

“Ya kalo pandeminya sudah selesai memang harus berbayar cuman kebijakannya harusnya dibuat perbedaan jadi yang kategori miskin yang sesuai data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) itu gratis,” kata Trubus beberapa waktu lalu. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

Siap-Siap! Transaksi E-Money dan E-Wallet Terkena PPN 12 Persen, Begini Hitungannya

Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More

17 mins ago

Kemenkraf Proyeksi Tiga Tren Ekonomi Kreatif 2025, Apa Saja?

Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More

27 mins ago

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

1 hour ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

1 hour ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

3 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

3 hours ago