Bursa Karbon Indonesia Bidik Sertifikasi Internasional, Targetkan MRA di Pertengahan 2025

Jakarta – Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) pada 20 Januari 2025 lalu bersama Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan perdagangan bursa karbon secara internasional.

Sebagai tindak lanjut, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman menyatakan, saat ini, IDXCarbon bersama KLH tengah menjajaki proses Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan organisasi internasional guna mendapatkan pengakuan atas sistem perdagangan karbon Indonesia.

“Saat ini sedang di-update bahwa pemerintah sedang menjajaki Mutual Recognition Agreement (MRA) antara mereka dengan audiensi internasional untuk mendorong lebih jauh lagi perdagangan internasional dari Indonesia, misalnya Verra dan Gold Standard,” kata Iman dalam paparannya di Jakarta, Selasa, 22 April 2025.

Baca juga: Transaksi Bursa Karbon Hampir Tembus Rp78 Miliar, Partisipan Naik 7 Kali Lipat

Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, mengungkapkan bahwa diskusi antara pemerintah dengan Gold Standard telah berjalan lebih dari 10 kali dan menunjukkan perkembangan positif.

Ia memperkirakan bahwa pengakuan internasional melalui MRA dari Gold Standard bisa diperoleh pada Mei atau Juni 2025. Sementara itu, proses dengan Verra masih berada pada tahap awal karena KLH baru menerima satu drat diskusi.

“Jadi kembali lagi dengan Gold Standard, kita diskusi sangat baik dan mungkin Mei atau Juni kita insyaallah sudah bisa mendapatkan MRA. Kalau dengan Verra mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama tergantung diskusinya seperti apa. Karena saya baru menerima drafnya pertama kali dan kita sedang diskusikannya,” ujar Diaz dalam kesempatan terpisah.

BEI Siapkan Revisi Regulasi dan Teknologi Pendukung

Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyatakan dari sisi regulasi, BEI tengah melakukan revisi sejumlah aturan untuk mempermudah proses onboarding pengguna jasa asing di Bursa Karbon.

“Dengan itu kami harapkan demand dari luar yang nanti akan melakukan kegiatan di IDX Carbon akan lebih mudah, lalu untuk proses settlement dan pembayarannya kita juga sedang memproses dengan dua mata asing, sehingga itu juga memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam transaksinya,” tambah Jeffrey.

Baca juga: Bursa Karbon Targetkan 150 Pengguna Jasa di Akhir 2025

Ia juga menambahkan bahwa dari sisi sistem, IDXCarbon telah menggunakan teknologi mutakhir yang juga digunakan oleh bursa karbon di Singapura dan Abu Dhabi. Dengan begitu, proses registrasi internasional diharapkan tidak mengalami hambatan. (*)

Editor: Yulian Saputra

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Waskita Karya Garap Jalan di Bali Senilai Rp290,84 Miliar

Poin Penting Waskita Karya raih kontrak baru Rp290,84 miliar untuk membangun Jalan Perbaikan Geometrik Batas… Read More

15 mins ago

Mencari Solusi Whoosh

Oleh Mudrajad Kuncoro, Guru Besar Sekolah Vokasi UGM dan Penulis Buku “Manajemen Keuangan Internasional” PROYEK… Read More

26 mins ago

IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed hingga 318,69 Kali

Poin Penting IPO Superbank (SUPA) oversubscribed 318,69 kali dengan lebih dari 1 juta order, mencerminkan… Read More

27 mins ago

IHSG Ditutup Menguat 0,43 Persen ke 8.686, Top Gainers: ALII, EMTK, GOLF

Poin Penting IHSG ditutup menguat 0,43% ke level 8.686, dengan mayoritas sektor positif, terutama teknologi… Read More

1 hour ago

Menhub Prediksi Lonjakan Penumpang 119,5 Juta pada Nataru 2025-2026, Ini Persiapannya

Poin Penting Pemerintah perkirakan 119,5 juta orang atau 42,01% penduduk Indonesia akan melakukan perjalanan selama… Read More

2 hours ago

RUPSLB Wijaya Karya (WIKA) Setujui 3 Agenda Strategis, Ini Rinciannya

Poin Penting RUPSLB WIKA menyetujui tiga agenda strategis, yakni perubahan Anggaran Dasar, kewenangan persetujuan RKAP… Read More

2 hours ago