Jakarta – Sawit memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Menurut kajian Segara Research Institute, selain crude palm oil (CPO), kelapa sawit juga menghasilkan produk turunan lainnya yang telah dikembangkan dan berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) yang tercermin dari ekspor, serta penyerapan tenaga kerja.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah mengatakan, perkembangan ekspor CPO sangat melonjak sejak 1981 hingga 2021. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sebanyak 41% dikontribusi oleh masyarakat yang dalam hal ini merupakan petani sawit, sedangkan 59% sisanya adalah perusahaan, baik swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN).
Baca juga: PalmCo Diyakini Bisa Kalahkan Perusahaan Sawit Terbesar di Asia, Begini Caranya!
“Jadi peran atau kontribusi dari sawit di dalam perekonomian rakyat itu sangat besar. Itu poin penting yang menurut saya perlu jadi pegangan kita ketika kita bicara tentang industri sawit,” ujar Piter, dalam diskusi media, di Jakarta, Senin, 2 Oktober, 2023.
Meski memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian dalam negeri, lanjutnya, industri sawit menghadapi persoalan utama, yakni ekses suplai, di mana produksi sawit Indonesia lebih besar ketimbang konsumsi.
Pada 2022, produksi CPO nasional mencapai 46,73 juta ton CPO, sementara total konsumsi CPO Indonesia hanya 18,7 juta ton. Salah satu solusi dalam mengatasi ekses suplai adalah dengan menggenjot ekspor CPO. Menurutnya, ekspor sawit menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan.
“Pemerintah harus mengupayakan bagaimana ekspor sawit atau CPO kita tidak mengalami gangguan atau hambatan. Masalahnya, hambatan ekspor ini sangat banyak. Hampir semua negara tujuan ekspor mengenakan hambatan-hambatan atau barriers, itu baik dalam bentuk tarif maupun non tari,” kata Piter.
Baca juga: DJP Selidiki Temuan 9 Juta Hektare Lahan Sawit Tak Bayar Pajak
Di sisi lain, untuk mendorong serta mengatasi persoalan yang dihadapi industri sawit, pemerintah akan membentuk bursa CPO. Piter menegaskan, bursa CPO merupakan suatu hal positif yang harus terus di support dan dorong, namun langkah ini bukan satu-satunya untuk mengatasi persoalan.
“Catatan kami pertama, pembentukan bursa CPO adalah tentu saja sesuatu yang positif, yang harus kita support dan dorong. Tapi sesungguhnya kalau kita melihat bursa CPO sebenarnya bukan solusi atas permasalahan yang ada di Indonesia,” tegasnya. (*) Bagus Kasanjanu
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More