News Update

Bunga Acuan Turun Lagi, BI Desak Bank Turunkan Bunga Kredit

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mendesak perbankan untuk segera merespon suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang kembali turun 25 basis points (bps) menjadi sebesar 4,25 persen dengan menurunkan suku bunga kreditnya yang sampai saat ini masih tergolong lambat penurunannya.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo‎ mengatakan, meski Bank Sentral telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 175 bps sejak awal 2016 hingga September 2017, namun hingga kini perbankan baru menurunkan suku bunga kreditnya sebanyak 115 bps.

“Suku bunga kredit telah turun 115 bps itu kalau dibanding dengan kebijakan moneter, suku bunga acuan sudah turun 175 bps. Maka ini masih ada room bagi pelonggaran suku bunga perbankan,” ujar Dody di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 22 September 2017.

Oleh sebab itu, dirinya berharap agar perbankan dapat segera merespon pelonggaran kebijakan BI dengan menurunkan suku bunga kreditnya. Hal ini bertujuan untuk mendorong fungsi intermediasi perbankan yang saat ini belum menunjukkan perbaikan. Kondisi ini tercermin dari kredit yang masih tumbuh melambat.

“Kami lihat intermediasi ini akan jalan melalui keijakan suku bunga kredit. Intermediasi perbankan belum menunjukkan perbaikan. Pertumbuhan kredit Juli 2017 masih rendah yaitu tercatat 8,2 persen (yoy), meskipun membaik dari bulan sebelumnya 7,8 persen (yoy),” ucapnya.

Di tempat yang sama Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Filianingsih Hendarta menambahkan, masih lambatnya penurunan suku bunga kredit oleh perbankan, lantaran bank lebih memilih untuk menyehatkan kredit bermasalahnya (Non Performing Loan/NPL) ketimbang menurunkan bunga kredit.

“Semoga bank-bank bisa segera tuntaskan konsolidasnya lebih efektif dan efisien dalam pembiayaan, sehingga suku bunga kredit bisa turun,” tegasnya.

Selain itu, dirinya berharap, dengan penurunan suku bunga acuan yang sudah sebanyak 175 bps ini, maka cost of fund (COF) perbankan juga akan turun. Dengan demikian, penurunan COF ini akan diikuti oleh penurunan suku bunga operasi moneter dan juga deposito, yang nantinya akan mendorong suku bunga kredit perbankan untuk turun.

“Kami harap ini menjadi salah satu faktor utk mendoorng intermediasi perbankan. Tapi ini tergantung intermediasi dari masing-masing bank karena ada komponen biayanya berapa, tenaga kerja berapa, CKPN (cadangan) berapa?” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

8 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

9 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

12 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

12 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

13 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

15 hours ago