News Update

Bunga Acuan Tinggi, Kenaikan Bunga Bank Harus Terukur

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan untuk lebih terukur dalam menaikkan suku bunganya. Kenaikan suku bunga perbankan belakangan terus dilakukan oleh bank, sebagai bentuk respon kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sudah sebanyak 175 bps.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 23 November 2018. Menurutnya, kenaikan suku bunga perbankan yang terjadi belakangan ini dikhawatirkan dapat memicu perang suku bunga antar bank.

“Bank kami harapkan menaikkan bunga secara terukur. kompetisi bisa saja terjadi. Jadi, efisiensi lebih prioritas,” ujar Wimboh.

Dia mengungkapkan, kompetisi perebutan likuiditas antar bank memang akan terjadi, jika perbankan tidak secara terukur menaikkan suku bunganya. Namun demikian, kata Wimboh, kondisi tersebut tidak usah dikhawatirkan, lantaran saat ini likuiditas perbankan masih cukup.

“Tidak perlu khawatir karena ini masih longgar dan tidak perlu panik,” tegasnya.

Lebih lanjut dirinya juga menegaskan, bahwa kenaikan suku bunga acuan dan di perbankan bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Pasalnya, tambah Wimboh, tingginya suku bunga saat ini hanya bersifat sementara, sebagai dampak dari kondisi global, terutama bentuk respon dari kenaikan bunga AS.

“Jadi (tingginya) suku bunga sifatnya sementara, seperti pada Mei 2013 itu sama kenaikan bunganya, tapi pelan-pelan itu turun. Kami harapkan bisa normal cepat,” ucapnya.

Asal tahu saja, sejak bulan Mei sampai dengan November 2018, Bank Sentral sudah menaikkan suku bunganya sebanyak 175 bps menjadi 6,00 persen. Kenaikan bunga acuan ini, biasanya akan diikuti oleh suku bunga di perbankan nasional baik itu bunga kredit maupun bunga simpanan.

Sementara berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan, bahwa rata-rata bunga deposito rupiah (dihitung dengan rata-rata bergerak 22 hari) bank benchmark LPS pada akhir Oktober 2018 mencapai 5,95 persen, atau mengalami kenaikan hingga 17 bps dari posisi akhir dibulan September 2018.

Hal yang sama juga terjadi pada rata-rata suku bunga minimum yang naik 9 bps ke posisi 4,93 persen dan suku bunga maksimal yang naik 26 bps ke level 6,98 persen. Sementara, bunga deposito valas pada periode yang sama juga mengalami kenaikan, untuk rata-rata mengalami kenaikan hingga 10 bps dan maksimal naik 15 bps.

Kenaikan bunga simpanan terjadi pada semua kelompok bank. Namun, dominan dipengaruhi oleh pergerakan suku bunga simpanan di kelompok Bank BUKU 3 (bank dengan modal inti Rp5 triliun – Rp30 triliun) dan Bank BUKU 4 (bank dengan modal inti di atas Rp30 triliun) yang naik lebih tinggi. Kondisi ini tentu memicu perang bunga antar bank.

LPS prediksi, ruang kenaikan lanjutan bunga simpanan perbankan masih ada, namun sudah mendekati optimal khususnya untuk suku bunga maksimal. Akan tetapi, tren kenaikan bunga simpanan ini masih dapat berlanjut jika peningkatan bunga acuan kembali dilakukan, mengingat BI diperkirakan masih akan naikkan suku bunganya hingga akhir tahun. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

10 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

11 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

11 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

13 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

13 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

15 hours ago