News Update

Bunga Acuan Sudah 6%, BI Klaim Likuiditas Masih Aman

Jakarta — Bank Indonesia (BI) menyebutkan, walau suku bunga acuan saat ini telah mencapai 6% pihaknya optimis likuiditas perbankan masih cukup, hal tersebut seiring dengan beberapa pelonggaran kebijakan yang juga dilaksanakan oleh bank sentral.

“Sekarang likuiditas kami pastikan cukup, kebijakan makroprudensial sudah dikeluarkan, kami ingin melihat beberapa perbankan untuk mendapatkan dana dari wholesale funding untuk pendalaman pasar keuangan dan ekonomi,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Ritz-Carlton Jakarta, Senin 3 Desember 2018.

Perry menyebutkan, saat ini arah kebijakan bank sentral masih terus menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di segala lini. Perry menambahkan, salah satu kebijakan yang dilaksanakan ialah melonggarkan aturan giro wajib minimum (GWM) dan pelonggaran Loan to Value (LTV).

Tak hanya itu, pihaknya juga terus berkordinasi dengan seluruh pemangku kebijakan dengan terus bersinergi menjaga stabilitas ekonomi nasional.

“Saat ini kondisi likuiditas perbankan mulai terlihat lebih longgar karena GWM yang direlaksasi dan secondary reserve. Sehingga kenaikan bunga ini tidak berdampak besar ke ekonomi domestik,” kata Perry.

Baca juga: Likuiditas Ketat, Perang Bunga Deposito di Depan Mata

BI sendiri sebelumnya memutuskan untuk melonggarkan porsi GWM Rupiah Rerata (konvensional dan syariah) dari 2 persen menjadi 3 persen, untuk meningkatkan fleksibilitas dan distribusi likuiditas di perbankan.

LDR sendiri menjadi parameter untuk melihat ketersediaan dana (likuiditas) bank untuk memenuhi penyaluran kreditnya. Berdasarkan Peraturan No. 17/11/PBI/2015, mengatur bahwa batas bawah LDR, yang kemudian berubah menjadi LFR sebesar 78 persen sedangkan batas atasnya ditetapkan sebesar 92 persen.

Sebagai informasi, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah merilis data pada September 2018, dimana kredit perbankan sudah tumbuh 12,96%. Sementara DPK hanya tumbuh 6,6%. Hal ini membuat loan to deposit ratio (LDR) menyentuh 94%. (*)

Suheriadi

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

5 hours ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

6 hours ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

7 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

8 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

9 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

9 hours ago