Categories: Market Update

Bunga Acuan Negatif Berdampak ke Laba Bank

oleh Agung Galih Satwiko

 

JP MORGAN menyatakan hal yang menarik, bahwa perbankan tidak kebal terhadap tingkat bunga negatif terlebih jika tingkat bunga tersebut diturunkan menjadi lebih negatif. Hal ini karena bank tidak dapat atau tidak berniat untuk meneruskan tingkat bunga negatif tersebut kepada deposan. Biaya bagi perbankan yang menjadi semakin besar dengan tingkat bunga negatif di bank sentral semakin meningkat dengan penghasilan yang berkurang dari semakin rendahnya yield obligasi Pemerintah yang juga dipegang perbankan.

Bagi perbankan, justru ini akan dikompensasi pada naiknya lending rate (daripada menurunkan deposit rate). Dalam perspektif yang lebih besar, tingkat bunga yang semakin negatif membawa perbankan pada area yang belum pernah dibayangkan sebelumnya (uncharted territory). Setelah BOJ menurunkan tingkat bunga ke negatif, disusul bank sentral Swedia yang menurunkan tingkat bunga dari minus 0,35% menjadi minus 0,50%, JP Morgan memperkirakan dalam waktu dekat BOJ akan kembali menurunkan tingkat bunga, demikian juga ECB. Dampaknya tidak hanya terlihat pada tergerusnya net interest margin, namun juga pada beberapa hal lain seperti naiknya tingkat bunga pinjaman, turunnya kredit perbankan, tidak berfungsinya pasar uang (money market), dan turunnya likuiditas pasar obligasi Pemerintah.

Fakta di Denmark dan Swiss saat menerapkan kebijakan tingkat bunga negatif pada tahun 2015, di Denmark tingkat bunga pinjaman (lending rate) ke korporasi nonlembaga keuangan naik 20 bps selama 2015 dibandingkan tahun 2014 yang turun 50 bps. Sementara di Swiss tingkat bunga pinjaman KPR (mortgage) naik sekitar 10 bps di tahun 2015.

Memang benar bahwa penerapan tingkat bunga negatif belum lama. Masih memerlukan waktu yang cukup panjang ke depan untuk melihat dampaknya. Namun sejauh ini penerapan tingkat bunga negatif justru belum menghasilkan tujuan yang diinginkan, inflasi masih rendah, konsumsi masih rendah, dan pertumbuhan ekonomi masih rendah. Justru terdapat potensi bahaya melalui transmisinya pada tingkat kesehatan perbankan. PIMCO, salah satu hedge fund ternama, merekomendasikan kebijakan yang langsung berdampak pada perekonomian seperti penurunan atau pembatasan tingkat bunga kredit. Financial Times merekomendasikan agar bank sentral seharusnya mulai membeli corporate bonds dan saham, dan tidak terjebak dalam tren penurunan bunga acuan menjadi semakin negatif. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

10 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

11 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

12 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

13 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

13 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

14 hours ago