Bunga Acuan BI Turun, Pemerintah Diminta Dorong Serapan Anggaran

Jakarta — Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan kembali tingkat suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate ke level 5,5 persen dinilai bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui kebijakan moneternya. Namun demikian, peran pemerintah dengan kebijakan fiskalnya diharap bisa turut aktif untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), Ryan Kiryanto mengatakan, langkah BI tersebut diyakini akan berdampak positif bagi sektor keuangan perbankan dan sektor riil sehingga mampu menjadi stimulan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen pada tahun ini.

“Sinyal yang diberikan BI adalah ke depan semua pihak harus terus mewaspadai perkembangan ekonomi global yang terindikasi melambat sehingga BI merasa perlu menjaga ketahanan atau resiliensi ekonomi domestik melalui penetapan suku bunga acuan yang akomodatif (dovish),” tuturnya di Jakarta, Kamis (22/8).

Seperti diketahu Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada hari ini baru saja menetapkan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen. Menurut Ryan, memang tidak semua ekonom dan analis memperkirakan bunga acuan akan turun dan mereka cenderung memberikan rekomendasi agar BI menahan bunga acuan tetap 5,75 persen.

“Tapi pilihan RDG BI untuk menurunkan BI rate 25, juga Deposit rate dan Lending rate masing-masing sebesar 25 bps merupakan langkah strategis dan taktis dengan timing atau pilihan waktu yang tepat. Ini sesuai dengan semangat BI untuk selalu berusaha pre-emptive actions atau ahead the market,” terangnya.

Adapun beberapa pertimbangan bank sentral untuk menurunkan suku bunga acuannya antara lain karena ekspektasi inflasi yg rendah berkisar 3,3 persen. Kemudian posisi yield surat utang domestik yg masih kompetitif atau atraktif, dan perlunya kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi melalui jalur perbankan.

“Tinggal kita tunggu hadirnya kebijakan fiskal yang juga akomodatif melalui serapan anggaran yang lebih agresif untuk menguatkan kebijakan moneter BI yang sudah akomodatif sejauh ini,” tutup Ryan. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

BCA Syariah Bersama BAZNAS RI Gelar Pelatihan Manajemen Keuangan Bagi Mustahik Micropreneur

Direktur Pemberdayaan dan Layanan UPZ CSR BAZNAS RI Eka Budhi Sulistyo (kanan) dan Seketaris Perusahaan… Read More

1 hour ago

Kembali Terpilih sebagai Ketua ASBISINDO, Hery Gunardi Optimis Masa Depan Perbankan Syariah Nasional

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi tengah membrikan sambutan saat Musyawarah… Read More

1 hour ago

BCA Luncurkan Program Runvestasi

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T. Budiman memberikan sambutan saat peluncuran program… Read More

1 hour ago

Per September 2024, Home Credit Membantu Distribusi Produk Asuransi ke 13 Juta Nasabah

Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More

9 hours ago

Berkat Hilirisasi Nikel, Ekonomi Desa Sekitar Pulau Obin Tumbuh 2 Kali Lipat

Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More

9 hours ago

Menkop Budi Arie Dukung Inkud Pererat Kerja Sama dengan Cina-Malaysia di Pertanian

Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More

9 hours ago