News Update

Era Digital, Mayoritas Bank BUMN Malah Perbanyak Kantor Cabang

Jakarta – Bank-bank pelat merah paling optimistis dengan kondisi di 2018, yang tercermin dalam rencana ekspansi mereka atau 67 persen dari Bank BUMN akan memperbanyak kantor cabang maupun karyawannya, meski tengah dihantui oleh era digitalisasi di industri perbankan.

Seperti dikutip dari hasil survei PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia, di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2018 menunjukkan, bahwa mayoritas atau 67 persen dari bank BUMN tak ada yang mengindikasikan rencana pengurangan baik kantor cabang maupun karyawan.

Namun sebaliknya, dalam survei tersebut, separuh responden dari bank-bank asing memperkirakan adanya pengurangan jumlah kantor cabang, dan hanya 12 persen yang memperkirakan adanya penambahan.

“Kami memperhatikan adanya keterkaitan yang kuat antara kejelasan strategi digital dan sejauh mana responden merasa banknya siap untuk menghadapi masa depan. Dari kalangan bankir yang merasa  sangat siap, 73 persen juga yakin bahwa strategi mereka sudah jelas,” ujar Financial Services Leader, PwC Indonesia David Wake

Baca juga: Era Digital, BI Imbau Bank Tingkatkan Layanan

Sementara itu, dari responden yang merasa cukup siap, hanya sebanyak 30 persen di antaranya telah mempunyai strategi yang jelas. Hasil tersebut menunjukkan pentingnya bagi suatu bank untuk mempunyai strategi yang jelas dan dapat dipahami dengan baik oleh seluruh organisasi.

Menurutnya, ada sejumlah alasan mengapa bank dapat menggunakan strategi yang berbeda-beda dalam mengembangkan jaringan kantor fisiknya, yakni seperti pengetahuan tentang pasar, wilayah, atau basis nasabah setempat, pasar umum (mass market) vs pasar spesifik (niche).

Akan tetapi, ada strategi-strategi yang sangat jelas berbeda yang sedang berkembang saat ini yakni strategi-strategi yang terus mendorong pertumbuhan dengan ekspansi cabang, dan yang berusaha menggunakan jalur-jalur digital dan otomatisasi untuk bertumbuh, dengan jejak ekspansi jaringan kantor fisik yang lebih rendah.

“Yang mana pun itu, hampir semua bank di Indonesia berupaya mengefisienkan biaya,” ucapnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

BI Catat DPK Perbankan Tumbuh 8,5 Persen Jadi Rp9.217,9 Triliun

Poin Penting DPK Perbankan Tumbuh 8,5% yoy: Total dana pihak ketiga tercatat Rp9.217,9 triliun, didorong… Read More

20 mins ago

Serangan Siber Intai Multifinance, OJK Minta Lakukan Hal Ini

Poin Penting OJK minta multifinance perkuat keamanan siber sesuai POJK 4/2021. Clipan Finance terbaru terdampak… Read More

26 mins ago

Modal Ventura ke Fintech Makin Selektif, Ini Penjelasan OJK

Poin Penting OJK menyebut minat modal ventura ke fintech makin selektif, dipengaruhi risiko, prospek pertumbuhan,… Read More

39 mins ago

LPDB Optimis Penyaluran Dana Rp1,6 T ke Koperasi Rampung Akhir Tahun

Poin Penting Penyaluran dana LPDB ditargetkan tembus Rp1,6 triliun hingga akhir 2025. Mayoritas pembiayaan (≥80%)… Read More

44 mins ago

Kasus Roti’O Tolak Uang Tunai, BI Jelaskan Aturan Penggunaan Rupiah

Poin Penting BI menegaskan rupiah wajib diterima sebagai alat pembayaran di Indonesia, kecuali ada keraguan… Read More

60 mins ago

IHSG Lanjut Ditutup Merosot 0,71 Persen ke Level 8.584

Poin Penting IHSG kembali melemah 0,71% dan ditutup di level 8.584,78, dengan mayoritas saham dan… Read More

1 hour ago