Jakarta – Di tengah kondisi pasar modal dan ekonomi yang kurang kondusif, perusahaan pergudangan PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk (Bumi Benowo) masih optimis mengincar dana hingga Rp156 miliar dari penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) yang prosesnya masih berjalan saat ini.
Direktur Utama Bumi Benowo Sukses Sejahtera, Felix Soesanto, mengatakan target tersebut didapatkan setelah perseroan menetapkan harga penawaran Rp120 per lembar terhadap maksimal penerbitan 1,3 miliar (27%) saham baru yang rencana akan dilaksanakan dalam IPO tersebut.
Awalnya, perseroan berniat menerbitkan saham baru hingga 1,5 miliar saham (30%), tetapi di tengah kondisi pasar yang kurang kondusif pun target dana raihan perseroan masih tercapai hingga di atas Rp 150 miliar, seperti yang telah ditetapkan pada awal masa penawaran. Kemarin, proses penawaran umum saham perseroan baru mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Dari dana tersebut, perseroan akan mengalokasikan sebesar 75% di antaranya untuk membeli tanah seluas 58.719 m2 di Kebomas, Gresik, di Jawa Timur, dan sisa dananya akan digunakan untuk modal kerja,” ujar Felix dalam siaran persnya hari ini (1/4/20).
Pasar yang kurang kondusif tercermin dari turunnya harga saham dan berdampak pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun hingga 27,85% pada akhir pekan lalu.
Pembelian tanah yang akan dilakukan perseroan merupakan upaya untuk menambah persediaan lahan (landbank) dan nantinya akan dibangun menjadi pergudangan. Pada tahun 2019, perseroan juga baru saja menambah landbank sebanyak 6.683 m2 dan 2.250 m2 sehingga nanti setelah IPO total landbank Bumi Benowo menjadi sekitar 10 hektare.
Selain menerbitkan saham baru, perseroan juga menerbitkan 650.000 waran sebagai pemanis (sweetener) bagi investor IPO perseroan. Waran tersebut diberikan dengan rasio 2:1 atau berarti setiap pemilik 2 lembar saham ajan mendapatkan 1 waran. Waran tersebut akan diterbitkan dengan harga pelaksanaan Rp 200 dan dapat dieksekusi oleh pemegang saham sejak Oktober 2020 sampai April 2021.
Dalam penerbitan saham baru dan penawaran umum perdana itu, saham Bumi Benowo juga sudah mengantongi status sebagai saham syariah yang masuk Daftar Efek Syariah. Penetapan sebagai saham syariah itu didasari Keputusan Dewan Komisioner OJK No.24/D.04/2020.
Per September 2019, perseroan memiliki aset senilai Rp 106,59 miliar yang terdiri dari aset lancar Rp 83,55 miliar dan aset tidak lancar Rp 23,04 miliar. Ekuitas Bumi Benowo tercatat Rp 102,1 miliar dan liabilitas Rp 4,49 miliar.
Pada periode yang sama, perusahaan mencatatkan penjualan sebesar Rp 20,36 miliar dengan laba kotor 5,49 miliar dan laba bersihRp 3,94 miliar. Pendapatan tersebut naik 427,56% dari perolehan September 2018.
Perusahaan asal Surabaya tersebut sudah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi (lead underwriter) penawaran sahamnya.
Felix Soesanto menambahkan bahwa di tengah kondisi perekonomian yang kurang kondusif sekarang, perusahaan masih optimis terhadap prospek industri e-commerce dan logistik yang menjadi target pasar pergudangan perusahaan.
“Industri e-commerce dan logistik yang menjadi target pasar perusahaan masih akan tetap cerah.”
Dia menambahkan kuatnya industri e-commerce dan perusahaan logistik pihak ketiga (third party logistics/3PL) terlihat sekarang ketika terjadi pembatasan mobilitas masyarakat di tengah pencegahan penyebaran virus corona. Kedua industri masih tetap kuat karena masyarakat mengandalkan pembelian online dan pengiriman barang sampai ke rumahnya.
Industri-industri tersebut juga masih memiliki ruang pertumbuhan yang besar karena didukung realisasi program tol laut pemerintah yang membantu distribusi barang di setiap pulau menjadi lebih efektif.
Faktor lain yang mendukung perseroan adalah lokasinya yang strategis (hanya berjarak 3 Km dari Pelabuhan Teluk Lamong, dan 2 Km dari Jalan Lingkar Luar Barat/JLLB) serta potensi dikantonginya izin pusat logistik berikat (PLB).
Pelabuhan Teluk Lamong adalah pelabuhan dengan manajemen yang terkomputerisasi pertama yang dibangun di Indonesia dan Asia. Pelabuhan yang merupakan hasil reklamasi pantai tersebut mengusung konsep ramah lingkungan dan dilengkapi dengan terminal curah kering (dry bulk port) serta segera dilengkapi terminal gas alam cair (LNG).
Saat ini, perseroan sudah mendapatkan pernyataan efektif IPO dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan masih menawarkan sahamnya dalam periode penawaran umum hingga 7 April. Perseroan memprediksi tanggal pencatatan sahamnya di bursa pada 14 April.
Sejak awal tahun, sudah terdapat 18 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia. Tiga emiten terbaru di pasar saham adalah PT Makmur Berkah Amanda Tbk (AMAN), PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE), dan PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA). (*)
Jakarta - Agus Martowardojo merupakan sosok yang sudah malang melintang di industri keuangan, pernah menjabat… Read More
Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah berupaya agar putusan perdata terhadapnya… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi berkomitmen untuk memperbaiki ekosistem Koperasi Kredit di… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) optimis pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2025 dan 2026 akan menunjukan kinerja… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut terdapat tiga tantangan dan peluang dalam pengembangan… Read More
Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa… Read More