Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) membukukan laba bersih sebesar Rp310 miliar di kuartal I 2024. Pencapaian itu hanya tumbuh tipis 1,52 persen year on year (yoy) ketimbang periode sama tahun lalu sebesar Rp305 miliar.
Meski hanya tumbuh tipis, Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman mengatakan pertumbuhan itu cukup baik. Apalagi mengingat berbagai dinamika dan tantangan yang ada di awal 2024 ini.
Di tengah tren kenaikan suku bunga dan biaya dana, emiten berkode saham BJTM ini tetap berhasil mencatatpan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 6,44 persen, dari Rp1,22 triliun menjadi Rp1,15 triliun.
Raihan itu tidak lepas dari pendapatan bunga yang tumbuh 6,77 persen, atau menjadi Rp1,84 triliun. Sedangkan kenaikan beban bunga ada di level 7,44 persen, dari Rp578 miliar menjadi Rp621 miliar.
Baca juga: Tertekan Lonjakan Beban Bunga, Laba Bank Jateng Menyusut 37,04 Persen Jadi Rp276,64 M
Dari sisi intermediasi, sepanjang tiga bulan pertama 2024, perseroan menyalurkan kredit sebesar Rp57 triliun, atau tumbuh 18,76 persen secara tahunan.
Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) naik 2,34 persen, atau menjadi Rp80,86 triliun. Struktur DPK juga menunjukkan perbaikan. Tabungan tumbuh paling tinggi, yakni 13,06 persen, atau menjadi Rp26,82 triliun.
Sedangkan deposito tercatat kontraksi 4,11 persen, atau menjadi Rp31,87 triliun. Sedangkan giro tumbuh tipis 0,53 persen menjadi Rp22,17 triliun. Dengan komposisi tersebut, rasio dana murah (CASA) Bank Jatim ada di posisi 60,59 persen.
Total aset bank ini pun terdongkrak naik 4,37 persen, dari Rp96,62 triliun menjadi Rp100,84 triliun di kuartal I 2024.
Busrul Iman mengatakan, di tengah berbagai tantangan yang ada, perseroan optimis mampu menjaga momentum pertumbuhan. Manajemen BJTM juga sudah melakukan evaluasi atau berbagai tantangan yang dihadapi tahun lalu.
Ia menegaskan, paling tidak ada 5 hal yang menjadi perhatian Bank Jatim atas kinerja tahun lalu. Pertama, akuisisi market bisnis yang lebih luas, yaitu sektor rill dan produktif, terutama untuk kredit di segmen UMKM.
Baca juga: Laba Bank Maluku Malut Merosot Jadi Rp45,26 Miliar, Ini Faktor Penyebabnya
“Komposisi bisnis kami semakin baik. Captive market tumbuh. Di segmen lain juga tumbuh eksponensial,” ujar Busrul dalam press conference paparan kinerja Bank Jatim Kuartal I 2024 di Jakarta, Senin, 29 April 2024.
Kedua, penguatan captive market. Tepatnya segmen consumer melalui program retensi, dan penguatan akan dilakukan di segmen consumer dan turunannya. Ketiga, pelayanan digital. Bagaimana Bank Jatim terus memahami market dan meningkatkan rasio CASA melalui digitalisasi.
“Kinerja bisnis juga bisa diakselerasi dengan operasional bisnis berbasis digital yang efisien,” tambahnya.
Keempat, meningkatkan potensi income di luar kredit dan pendapatan bunga. Ini juga akan didorong melalui transformasi digital. Kelima, pertumbuhan anogranik melalui kelompok usaha bank (KUB) dengan beberapa BPD lain. (*) Ari Astriawan
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan tipis dalam sepekan terakhir sebesar 0,48… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (25/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan melemah. Hal ini disebabkan… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Rabu, 25 November… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI) terus berupaya mendorong lonjakan penjualan bisnis kendaraan… Read More