Jakarta – PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin) mencatat, pertumbuhan kredit sampai dengan Semester I 2016 sebesar 20,72% dari Rp58,7 triliun pada tahun sebelumnya diperiode yang sama menjadi Rp70,8 triliun.
Direktur Utama Bank Bukopin, Glen Glenardi mengatakan, pertumbuhan kredit tersebut sebagian besar diserap oleh sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) yakni sebesar 43,03%, lalu segmen komersial 34,45%, sementara sektor mikro mencapai 12,60%.
Glen menjelaskan, pada sektor mikro, perseroan mengandalkan pertumbuhan bisnis dari segmen yang relatif baru dikembangkan Bukopin, yaitu pensiunan. Di mana ruang untuk tumbuh pada segmen ini masih sangat terbuka.
Dia merincikan, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi di segmen UKM yang mencapai 29,71% menjadi Rp30,5 triliun dari Semester I tahun lalu sebesar Rp23,5 triliun. Pertumbuhan segmen UKM ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit di sektor perdagangan.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pertumbuhan kredit di sepanjang Semester I tahun ini, juga diikuti oleh kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang tumbuh sebesar 39,75% secara year on year (yoy) menjadi Rp1,3 triliun.
“Kondisi ini menunjukkan pertumbuhan bisnis Perseroan dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,” ujar Glen dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 29 Juli 2016.
Kemampuan perseroan untuk menyalurkan kredit tersebut didukung oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terus meningkat. Posisi DPK Bukopin tumbuh 9,44% menjadi Rp77,4 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp70,7 triliun.
Dari total DPK yang berhasil dihimpun perseroan, sebesar Rp20,3 triliun merupakan Tabungan, sementara posisi Giro sebesar Rp7 triliun dan Deposito mencapai Rp50,1 triliun. Pada periode tersebut, ekuitas Perseroan tumbuh 25,58% secara yoy menjadi Rp9 triliun dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp7,2 triliun.
“Pada semester kedua tahun ini kami berharap perekonomian nasional maupun global semakin membaik sehingga kinerja Perseroan dapat lebih ditingkatkan lagi,” tutup Glen. (*)
Editor : Apriyani K
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More