Bukan Sekadar Angka, Menaker Tekankan Nilai Kemanusiaan dalam K3

Bukan Sekadar Angka, Menaker Tekankan Nilai Kemanusiaan dalam K3

Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menekankan pentingnya penerapan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai pilar utama menuju visi Indonesia Emas 2045. 

Ia menjelaskan, angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi, bahkan data yang tersedia belum sepenuhnya mencakup sektor informal. Kondisi ini menjadi alarm bagi semua pihak terutama di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan. 

“Kementerian Ketenagakerjaan terus berupaya memberikan yang terbaik, tetapi kenyataannya masih ada ribuan perusahaan di Indonesia yang belum menerapkan Budaya K3,” katanya, dalam acara penghargaan WSO Indonesia Safety Culture Awards (WISCA) 2025 di Jakarta, dikutip pada Selasa, 6 Mei 2025.

Mengacu pada data BPJS Ketenagakerjaan, kasus kecelakaan kerja di Indonesia dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan signifikan.

Pada 2022, tercatat 297.725 kasus kecelakaan kerja. Jumlah ini meningkat menjadi 370.747 kasus pada 2023 dan melonjak menjadi 462.000 kejadian pada 2024.

Yassierli menambahkan, budaya K3 bukan sekadar kepatuhan administratif atau pencapaian target zero accident, melainkan pendekatan menyeluruh yang mencakup aspek manusia, psikologi, dan perilaku kerja.

Baca juga : Prabowo Instruksikan Menteri Atasi Dampak PHK Massal di Sritex

Ia juga mengkritisi paradigma lama yang terlalu menitikberatkan pada angka tanpa memperhatikan dimensi kemanusiaan di tempat kerja.

“Tanpa pemahaman soal human factors, kita hanya menciptakan budaya takut melapor. Itu bukan budaya K3 sejati,” tegasnya.

Budaya takut dalam melaporkan insiden, lanjutnya, hanya akan memperburuk sistem keselamatan karena masalah tidak teridentifikasi sejak dini.

WISCA Dorong Transformasi Budaya K3 di Perusahaan

Melalui WISCA, Kementerian Ketenagakerjaan berharap dapat mendorong lebih banyak perusahaan untuk menempatkan keselamatan kerja sebagai nilai utama dalam budaya organisasi.

Dalam acara tersebut,  Danone Indonesia melalui unit usahanya—PT Sarihusada Generasi Mahardhika, PT Sugizindo, dan PT Nutricia Indonesia Sejahtera,—menerima penghargaan Platinum. Sementara PT Tirta Investama Mekarsari meraih penghargaan Emas.

Baca juga: Hindari Kecelakaan Kerja, PHE OSES Konsistensi Terapkan Budaya K3

Penghargaan ini diberikan oleh World Safety Organization (WSO) Indonesia atas implementasi budaya keselamatan yang menyeluruh dan konsisten di lingkungan kerja.

Apresiasi bagi Perusahaan yang Konsisten Terapkan K3

Vice President Operations Danone Indonesia, Shahrul Nizam menuturkan, pengakuan ini adalah bukti dedikasi Danone terhadap keselamatan kerja yang selalu menjadi prioritas operasional.

“Keselamatan kerja adalah fondasi dari keberlanjutan kami. Ini bukan hanya soal prosedur, tapi bagaimana kami membangun budaya peduli di setiap lini operasional,” jelasnya.

Sementara itu, Chairman World Safety Organization (WSO) Indonesia Soehatman Ramli mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang telah membangun budaya K3 sesuai target Kementerian Ketenagakerjaan sejak 2015, demi mewujudkan Indonesia yang berbudaya keselamatan.

“Kami berharap perusahaan-perusahaan yang memperoleh penghargaan dalam WISCA 2025 bisa menjadi role model bagi perusahaan lain yang belum menerapkan Budaya K3 dengan baik,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

Top News

News Update