Analisis

Budi G Sadikin Pimpin Pertamina?

Jakarta – Isu calon pengisi kursi pimpinan PT Pertamina (Persero) semakin santer terdengar. Berdasarkan pemberitaan terkini, beredar beberapa nama yang diisukan menggantikan Dwi Soetjipto sebagai Dirut Pertamina seperti, Staf Khusus Menteri Kementerian BUMN Budi Gunadi Sadikin, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edin Hidayat Abdullah, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja.

Kementerian BUMN pun mengaku sampai saat ini proses pencarian pucuk pimpinan Pertamina masih dilakukan. Pihaknya meminta untuk bersabar bahwa dalam waktu dekat ini, Kementerian BUMN akan segera mengumumkan pimpinan baru Pertamina. Dewan Komisaris perseroan memiliki waktu 30 hari ke depan setelah rapat umum pemegang saham (RUPS) memutuskan untuk mencopot Dwi Soetjipo sebagai Dirut Pertamina.

Belakangan, Budi G Sadikin dikabarkan menjadi kandidat terkuat dari beberapa nama yang diberitakan. Bahkan, kalangan parlemen pun sudah mendapatkan informasinya. Jika demikian, artinya Pertamina bakal dipimpin oleh seorang bankir. Dari beberapa nama-nama yang beredar, Budi G Sadikin lah satu-satunya nama yang memiliki latar belakangan bankir, di mana beliau merupakan mantan Direktur Utama di bank BUMN yakni, PT Bank Mandiri (Persero).

Menurut informasi dari Komisi VI DPR-RI yang membidangi BUMN bahwa yang bakal menjadi pimpinan Pertamina memiliki latar belakang bankir. Informasi ini bukan isu belaka, bahkan isu ini sudah sangat santer terdengar di kalangan parlemen. Namun demikian, Parlemen sendiri masih menunggu keputusan dari Kementerian BUMN dan Dewan Komisaris Pertamina untuk mengumumkan siapakah orang yang tepat untuk menggantikan Dwi Soetjipto sebagai pimpinan di Pertamina.

“Saya dengar bankir akan pimpin Pertamina. Yang santer terdengar malah mantan Dirut Mandiri, pak Budi Gunadi Sadikin,” ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR-RI, Inas Nasrullah beberapa waktu lalu.

Politisi dari Hanura ini menyebut, jika benar Budi G Sadikin yang terpilih menjadi pimpinan di Pertamina, tentu ini mengonfirmasi kuatnya intervensi dari Menteri BUMN Rini Soemarno. Dengan kata lain, cerita soal pencopotan Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang dari kursi Dirut dan Wadirut Pertamina merupakan skenario besar sang Menteri. Padahal, selama Pertamina dipimpin oleh Dwi Soetjipto, kinerja perseroan cukup baik. Hanya saja, Dwi Soetjipto punya kelemahan yakni kurang mengakar di lingkungan baik Direksi maupun karyawan Pertamina. Sehingga, belakangan terdengar isu terjadi perselisihan antara Dwi Soetjipto dengan Direksi lainnya.

“Seandainya kalau Budi Sadikin jadi Dirut Pertamina, bisa untung dong bu Rini (Menteri BUMN). Tinggal kita (DPR) yang awasi, mau ngapain di sana (Pertamina),” tegas dia.

Dia menilai, baiknya kursi kosong Dirut Pertamina diisi oleh orang-orang internal Pertamina seperti Syamsu Alam dan Yenni Andayani yang saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Pertamina. Jika Dirut Pertamina diisi oleh orang-orang dari luar perseroan maka nantinya dikhawatirkan akan terjadi hal yang serupa seperti kejadian Dwi Soetjipto. Di mana, kondisi di internal Pertamina bakal mengeruh dan menjadi batu sandungan bagi Pertamina untuk maju dan berkembang.

“Kasusnya akan sama seperti Pak Dwi Soetjipto juga nanti. Makanya internal ajalah. Sejauh ini, Bu Yenni juga bagus kok,” katanya.

Budi G Sadikin merupakan staf khusus menteri BUMN yang mengurusi pembentukan holding pertambangan. Bukan tidak mungkin, dengan pekerjaannya yang ada saat ini dirinya tentu sangat mampu mengemban tugas sebagai orang nomor satu di BUMN sektor energi itu. Menanggapi hal ini, Budi mengatakan, bahwa dirinya hanya ditugaskan untuk mengawal terbentuknya holding BUMN tambang dan tidak ada penugasan lain apalagi memimpin BUMN energi seperti Pertamina.

Menurut Budi, dirinya tahu siapa-siapa saja nama yang masuk dalam bursa calon pimpinan Pertamina, namun dia enggan untuk membeberkannya karena bukan wewenangnya. Yang jelas, kata dia, ada banyak nama yang dianggap pantas untuk mengisi kursi orang nomor satu di Pertamina. Apalagi dirinya merupakan orang dekat Menteri BUMN, sehingga tahu konstelasi yang terjadi mengenai bursa pimpinan Pertamina.

Budi Gunadi Sadikin, pria kelahiran 1964 ini merupakan sarjana Fisika Nuklir dari Institut Teknologi Bandung pada 1988. Budi mengawali karier sebagai staf teknologi informasi di IBM Asia Pasifik yang berpusat di Tokyo, Jepang. Kemudian, dirinya melanjutkan karier di IBM Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Systems Integration & Professional Services Manager hingga 1994.

Lalu di 1994, dirinya pindah ke Bank Bali yang sekarang berubah nama menjadi Bank Permata. Budi beberapa kali memegang sejumlah jabatan, di antaranya sebagai General Manager Electronic Banking, Chief General Manager wilayah Jakarta, dan Chief General Manager Human Resources hingga 1999.

Selanjutnya, Budi bergabung dengan ABN Amro Bank Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Consumer Banking hingga 2004. Selanjutnya, ia loncat lagi ke Bank Danamon sebagai Executive Vice President Consumer Banking dan Direktur di Adira Quantum Multi Finance.

Namun, pada 2006, Budi bergabung ke Bank Mandiri. Dirinya sempat menjadi Direktur Micro & Retail Banking dan Direktur Utama Bank Mandiri yang kemudian pada Maret 2016 ia digantikan oleh Kartika Wirjoatmodjo. Sebagai informasi saja, saat ini, Budi Gunadi Sadikin, menjabat sebagai staf khusus Menteri BUMN Rini Soemarno. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

KPEI Catat Transaksi CCP PUVA Capai USD168 Juta per Akhir Oktober 2024

Jakarta - PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai Central Counterparty Pasar Uang dan Valuta… Read More

33 mins ago

Analis Rekomendasikan Buy Saham BBNI, Ini Alasannya!

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melalui aplikasi wondr by BNI… Read More

50 mins ago

Gapensi Tolak Keras PPN 12 Persen: Bisa Perlambat Proyek Pemerintah

Jakarta – Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menolak rencana pemerintah menaikkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) menjadi… Read More

1 hour ago

IHSG Ditutup Meningkat 1,65 Persen, 299 Saham Hijau

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 25 November 2024, ditutup… Read More

1 hour ago

Dari Generasi ke Generasi, Komitmen Universal BPR untuk Tumbuh Berkelanjutan

Jakarta - Universal BPR adalah contoh nyata bagaimana bisnis keluarga dapat berkembang dan beradaptasi dengan… Read More

1 hour ago

Zurich Indonesia Optimistis Pasar Otomotif Dalam Negeri Bakal Lebih Kuat di 2025

Jakarta - Bisnis kendaraan bermotor di Indonesia tengah menghadapi tantangan berat akibat melemahnya daya beli… Read More

1 hour ago