Jakarta – Budaya dapat mempengaruhi banyak aspek dalam organisasi, antara lain pada cara pengelolaan bisnis, pada output produk atau jasa yang dihasilkan, pada kesetiaan pelanggan, dan reputasi organisasi, yang semuanya punya pengaruh pada bottom line.
“Budaya adalah bagaimana bisnis beroperasi dan publik semakin kritis melihat bagaimana nilai perusahaan telah melekat dalam budaya perusahaan dan tercermin dalam prosedur kerja dan pengambilan keputusan bisnis, dan berharap komitmen perusahaan untuk memastikannya melalui pengelolaan, pengukuran antara lain melalui review berkala,” kata Head of Governance Risk Control & Technology Consulting RSM Indonesia Angela Simatupang dalam webinar bertajuk “Organization Culture Audit” di Jakarta, Senin, 14 Maret 2022.
Sementara itu, Partner Governance Risk Control RSM Indonesia GMB Daniel Probo menambahkan, bila kita membicarakan profit atau margin, pasti erat kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai.
“Namun, sering kali kita lupa bahwa budaya organisasi turut berperan di dalam pelaksanaan bisnis sehari-hari yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut,” ujarnya.
Berdasarkan definisinya, budaya organisasi adalah jenis sikap dan cara kerja yang disepakati bersama oleh stakeholder internal, atau suatu cara organisasi menjalankan aktivitas bisnis, meliputi aktivitas, proses, pengambilan keputusan, filosofi yang terkait dengan nilai/asumsi/kepercayaan para stakeholder internal dimana itu akan terwujud dalam perilaku yang dijalankan sehari-hari. Hal ini juga akan berpengaruh dalam penanganan masalah yang muncul sebagai bagian dari pengelolaan risiko.
Sedangkan untuk sisi manajemen, budaya organisasi dapat digunakan untuk mempromosikan organisasi kepada karyawan maupun calon karyawan sehingga nilai perusahaan naik di antara stakeholder internal.
Untuk eksternal organisasi, budaya mencerminkan integritas organisasi sehingga berdampak dalam hubungan bisnis mereka apabila dihubungkan dengan pembagian informasi dan transparansi.
Peran audit internal dalam suatu organisasi antara lain sebagai pihak yang objektif dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan aktivitas atau proses pemeriksaan, meningkatkan dan melindungi nilai organisasi dengan cara menyediakan saran dan masukan terkait penanganan risiko, serta merekomendasikan nilai-nilai yang dapat memengaruhi tujuan, program, dan aktivitas organisasi.
“Hubungan budaya organisasi dengan kendali di sekitarnya sangatlah erat karena berkaitan dengan efektivitas kerja kerja. Sikap dan tindakan yang diambil oleh manajemen akan memengaruhi komponen seperti lingkungan, penanganan risiko, aktivitas, informasi dan komunikasi, serta pengawasan,” tambah Senior Manager Governance Risk Control Practice RSM Indonesia Kresna Cahya Andika.
Sehingga, audit internal memiliki peran penting dalam mengidentifikasi komponen kunci dalam budaya organisasi, penyesuaian ekspektasi dan pertimbangan stakeholder kunci, arah tujuan organisasi, pertimbangan dalam penilaian juga identifikasi budaya yang akan diturunkan pada karyawan baru. (*)
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More