Categories: News UpdatePerbankan

BTPN Syariah Salurkan Pembiayaan Rp8,9 Triliun

Jakarta — Mengakhiri kuartal ketiga, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) telah menyalurkan pembiayaan Rp8,9 triliun kepada 3,65 juta keluarga prasejahtera produktif.

Pembiayaan tersebut tumbuh sebesar 28 persen secara tahunan dari Rp6,97 triliun pada periode yang sama tahun 2018. Sementara dengan cara pendampingan yang Tepat dalam menyalurkan pembiayaan pada segmen ini turut menekan rasio pembiayaan bermasalah (Non Perfoming Finance/NPF) di level 1,30 persen.

“Bisnis pembiayaan kepada keluarga prasejahtera produktif sudah kami tekuni sejak 2010, dan kami belajar banyak hal. Dari nasabah pembiayaan merasa mimpi mereka terwujud lebih cepat. Nasabah pendanaan merasa niat baik mereka untuk turut memberdayakan terpenuhi, dan bagi karyawan merasa terus bertambah ilmu untuk semakin lebih baik,” tukas Ratih Rachmawaty, Direktur Utama BTPN Syariah di Jakarta, Selasa (22/10).

Dengan terus membesarnya skala bisnis di segmen ini, perseroan bertekad untuk terus bekerja keras, agar semua niat baik seluruh pemangku kepentingan dapat terwujud lebih cepat. “Kami juga mengubah semua nama produk yang kami tawarkan dengan tambahan kata Tepat, misalnya Tepat Deposito. Tepat, wujudkan niat baik lebih cepat,” imbuh Ratih.

Hingga periode ini, total aset BTPN Syariah tumbuh 29 persen secara tahunan menjadi Rp14,59 triliun dari Rp11,31 triliun. Dana Pihak Ketiga mencapai Rp9,02 triliun, tumbuh 24 persen dari Rp7,25 triliun. Perseroan juga telah meningkatkan efisiensi dalam mengoperasikan bisnis di mana posisi beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) tercatat 59,6 persen, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya di 62,6 persen.

Di bottomline, pertumbuhan pembiayaan yang positif yang disertai dengan efisiensi perseroan dalam mengoperasikan bisnis mampu menopang pertumbuhan laba bersih sebesar pajak (Net Performing After Tax/NPAT) mencapai Rp976 miliar, tumbuh 40 persen dari Rp698 miliar. Sedangkan posisi rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada di posisi 41,1 persen. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Kolaborasi Orderkuota dan Nobu Bank Hadirkan Rekening Digital Madera

Jakarta - Orderkuota berkolaborasi dengan Nobu meluncurkan Madera, sebuah rekening digital serba bisa. Peluncuran Madera… Read More

5 hours ago

Lawatan Perdana Prabowo, Menkomdigi Meutya Hafid: RI Siap Berperan di Kancah Global

Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memulai lawatan kenegaraan perdana ke sejumlah negara, antara lain… Read More

5 hours ago

Usai 5 Bulan Uji Coba, Program Makan Bergizi Gratis GoTo Group Hadir di 13 Kota

Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mendukung program pemerintah dalam menyediakan makanan bergizi… Read More

9 hours ago

Siap-siap! Menkop Budi Arie bakal Bikin Anggota Koperasi Melonjak Drastis

Jakarta – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi berkomitmen penuh untuk mendongkrak rasio kepesertaan masyarakat… Read More

10 hours ago

Penerimaan Pajak Capai Rp1.517,53 T, Tembus 76 Persen Target APBN per Oktober 2024

Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mencatat penerimaan pajak hingga Oktober 2024 mencapai Rp1.517,53 triliun,… Read More

11 hours ago

Presiden Prabowo Memulai Lawatan Luar Negeri, Ini Negara-negara Tujuannya

Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memulai kunjungan kerja luar negeri perdananya, dengan mengunjungi sejumlah negara… Read More

11 hours ago