Cirebon — PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) membiayai 100 ribu perempuan prasejahtera produktif di wilayah Cirebon, Jawa Barat. Hal ini dilakukan sesuai misi perseroan yang tidak hanya mengedepankan bisnis namun juga dampak sosial yang bisa ditimbulkan.
“KK (kartu keluarga yang termasuk) miskin ada 275 ribu, yang sudah jadi nasabah BTPN Syariah itu sudah 100 ribu,” ujar Business Coach Jabar 1 BTPN Syariah, Darwina Agustina Pane di Cirebon, Kamis (13/2/2020).
Adapun angka 275 ribu KK miskin di Cirebon, diperoleh BTPN Syariah dari data di tiap kecamatan. Di Cirebon ada 40 kecamatan, di mana 39 kecamatan sudah berhasil dijangkau perseroan. “Kita dapat angkanya saat melakukan silaturahmi dengan aparat ke tiap kecamatan,” sambung perempuan yang akrab disapa Wina itu.
Sedangkan dari 100 ribu nasabah tersebut, BTPN Syariah mampu menyalurkan pembiayaan sebesar Rp370 miliar. Sementara kualitas pembiayaan yang terlihat dari non-performing financing (NPF) terjaga di level 1,4 persen.
BTPN Syariah merangkul para perempuan prasejahtera melalui penciptaan sentra-sentra komunitas, dengan pendekatan bisnis jemput bola. Lewat community officer yang semuanya adalah perempuan, sentra-sentra ini dikelola lewat Pertemuan Rutin Sentra (PRS) yang dilakukan saban 2 minggu.
Salah satu nasabah BTPN Syariah dari Sentra Sipuyu, yakni Bu Indra (51) bersama 13 anggota sentra lainnya mengaku memeroleh banyak manfaat dari kehadiran perseroan.
Sebelum kedatangan atau bergabung dengan sentra BTPN Syariah, usaha batik Bu Indra hanya mampu memproduksi sekitar 5 kodi atau 100 potong per minggu. “Sekarang bisa sampai 400 potong,” ucapnya sambil menunjukkan workshop batik cetaknya.
Dia juga mengaku dengan adanya pembiayaan dari BTPN Syariah sangat membantu, terutama dari sisi pemodalan sehingga bisa lebih mudah untuk membeli bahan baku produksi dan membayar pegawai. Bu Indra yang memulai pembiayaan pertamanya di BTPN syariah sebesar Rp2 juta pada 2013, kini telah menaikkan plafon pinjamannya menjadi Rp20 juta. Lewat pembiayaan tersebut, usaha keluarga yang sudah digelutinya sejak 30 tahun lalu saat ini bisa menggaji 16 pegawai.
“Penjualan seminggu sekitar 400-500 potong. Kalau harganya (per potong) Rp80 ribu, omzet Rp30 jutaan,” ungkap Bu Indra yang produknya sudah memiliki pembeli dari Malaysia.
Aktivitas sentra menjadi kunci dari bisnis yang dijalankan BTPN Syariah, utamanya dalam menjaga kedisiplinan para anggota untuk melakukan kewajibannya. “Di sentra dilakukan proses angsuran, tabungan, juga ada modul daya itu tips-tips (informasi bermanfaat bagi para anggota),” sambung Wina.
Sementara di wilayah Jawa Barat 1, yang melingkupi Sumedang, Majalengka, Kuningan dan Cirebon, BTPN memiliki 160 ribu nasabah. Total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp535 miliar dengan NPF 1,6 persen.
Sebagai informasi, anak usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) ini memiliki fokus bisnis menyasar masyarakat prasejahtera produktif, dan semuanya merupakan perempuan.
“Model bisnis BTPN Syariah unik, mengedepankan dampak sosial. Jadi bukan hanya do business. Kita ambil model yang dikembangkan Grameen Bank, yang mana kita fokus pembiayaan kepada wanita dan productive poor,” sambung Distribution Head 1 BTPN Syariah, Dharma Putera. (*)
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More