Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) mengaku masih tidak terlalu agresif untuk menaikan suku bunga miliknya guna merespon kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate pada bulan November ini.
Direktur Utama Bank BTN Maryono menyebutkan, hal tersebut wajar dilakukan perbankan guna mengantisipasi kenaikan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) perbankan.
“Kita juga menjaga kualitas kredit itu sendiri, kalau kita naikan suku bunga terlau cepat bisa menambha daripada kualitaas kredit itu, maka kita tidak agresif atau tergesa-gesa,” kata Maryono di Kementerian BUMN Jakarta, Sabtu 24 November 2018.
Dirinya menilai, industri perbankan memang membutuhkan waktu untuk mentransmisikan kebijakan tersebut agar sejalan dengan kondisi pasar. Hal tersebut menurutnya juga untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
“Karena kenaikan bunga kredit itu tidak otomatis, dia ada jeda waktu untuk menyeuaikan daripada market yang ada di kita,” tambah Maryono.
Sebagai informasi, untuk suku bunga acuan BI sendiri, hingga sepanjang 2018 saja BI telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebanyak 175 bps pada bulan Mei Juni, Agustus dan terakhir pada November sehingga kini berada di level 6,00%. (*)
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More
Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More