Ilustrasi: Pembangunan perumahan. (Foto: Istimewa)
Poin Penting
Jakarta – Bank Tabungan Negara (BTN) telah menyalurkan 8.913 unit rumah rendah emisi karbon pada 2025. Hunian tersebut menggunakan material ramah lingkungan dengan memanfaatkan daur ulang sampah plastik.
“Sudah menggunakan 15 persen material daur ulang dan terus akan kami tingkatkan,” kata Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu di sela-sela kuliah umum soal pembiayaan hijau di Kampus Universitas Udayana (Unud) Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, dinukil Antara, Rabu, 10 Desember 2025.
Ia menjelaskan, unit hunian tersebut dikembangkan oleh 19 pengembang di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Adapun, produsen dan ketersediaan material ramah lingkungan itu, lebih banyak terkonsentrasi di wilayah tersebut.
Meski begitu, Nixon berharap banyak produsen lain memperluas akses pasar di wilayah lain di tanah air seperti Bali, Sumatera dan provinsi lainnya.
Baca juga: 3.000 Rumah Terdampak Banjir, BTN Percepat Penyaluran Bantuan dan Relaksasi Kredit
Nixon menjelaskan, rumah rendah emisi yang sudah disalurkan tersebut merupakan rumah non-subsidi dengan total nilai pembiayaan diperkirakan mencapai Rp2,7 triliun.
Ia menuturkan, rumah tersebut sejatinya menggunakan total 53.478 kilogram sampah daur ulang dengan total pengurangan emisi karbon diperkirakan mencapai 144,39 ton setara karbon dioksida atau setara menanam 2.407 pohon.
Ia menegaskan, upaya itu bagian dari peta jalan pembangunan rendah emisi karbon yang dimulai pada 2025 hingga 2029 dengan target 150 ribu unit dengan menggunakan 30 persen material ramah lingkungan.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengajak nasabah membayar angsuran kredit perumahan menggunakan sampah rumah tangga atau sampah plastik.
Hingga saat ini total rata-rata sudah terkumpul 54 kilogram sampah plastik per minggu per klaster dari total 21 klaster perumahan dengan melibatkan sekitar 14 ribu rumah tangga.
Sampah plastik rumah tangga itu kemudian dikonversi menjadi rupiah dan masuk ke tabungan nasabah untuk didebit sebagai pembayaran angsuran yang bisa mencapai 10-15 persen per bulan atau hingga Rp200 ribu per bulan
“Kami memiliki kerja sama vendor, anak muda yang membuat fintech (teknologi keuangan) nanti sampah dihitung lalu dimonetisasi rupiah jadi kredit di bank,” imbuhnya.
Untuk menggenjot upaya ramah lingkungan itu, ia memberikan suku bunga kredit lebih rendah kepada pengembang, meski tidak menyebutkan detail besaran suku bunga rendah tersebut.
“Rata-rata bunganya kami buat single digit kepada developer yang mau melakukan ini. Angkanya tidak saya sebut,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Bank Mega menyoroti kerentanan instruksi pencairan dana karena bank hanya menerima instruksi dari… Read More
Poin Penting Huawei mendorong adopsi AI di industri keuangan Indonesia, dengan fokus pada teknologi yang… Read More
Poin Penting Pemerintah mendorong penyusunan grand design industri TPT untuk meningkatkan daya saing global sektor… Read More
Poin Penting Dirut Indolife Pensiontama, Andreas S. Soedjijanto, masuk jajaran Top 100 CEO 2025 versi… Read More
Poin Penting IHSG ditutup menguat 0,51% ke level 8.700,92, mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang sejarah.… Read More
Poin Penting Bea Cukai meluncurkan website baru www.beacukai.go.id sebagai bagian dari transformasi digital dengan tampilan… Read More