Nusa Dua – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) siap menjadi integrator dalam menggerakkan sektor riil melalui pembiayaan perumahan di Indonesia serta mengambil peran dalam penyediaan rumah terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, sejak tahun 1976 perseroan telah menyalurkan pembiayaan ke sektor perumahan, di mana telah terbangun sekitar 4,2 juta rumah yang mendapat dukungan pembiayaan dari Bank BTN.
“Kami telah menjadi market leader untuk bisnis pembiayaan perumahan (KPR). Bahkan untuk KPR Bersubsidi kita mencapai 94 persen,” ujar Maryono dalam keterangannya di Nusa Dua, Bali, Kamis, 6 Desember 2018.
Maryono mengungkapkan, pada tahun ini Bank BTN memiliki target pembiayaan perumahan mencapai 750 ribu rumah. Angka tersebut diyakininya akan tercapai, sehingga pada tahun depan pembiayaan perumahan akan ditingkatkan menjadi 850 ribu.
“Kebutuhan akan perumahan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kelas menengah. Dan untuk itu peran para pengembang terus dibutuhkan,” ucapnya.
Pemerintah, kata dia, saat ini memiliki Program Satu Juta Rumah guna memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat yang terus bertumbuh.
BTN sebagai salah satu pendukung dari keseluruhan ekosistem industri perumahan membantu dari sisi pembiayaan, para pengembang membantu dari sisi penyediaan pasokan. Sedangkan pemerintah pusat membantu dari sisi kebijakan dan pengalokasian subsidi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR).
“Penyediaan perumahan tidak hanya urusan bank sebagai penyedia pembiayaan atau pengembang sebagai supplier. Tapi itu juga butuh peran pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan iklim usaha yang kondusif dengan perijinan yang ramah,” ucapnya.
Selain dalam upaya terus meningkatkan penyaluran KPR, Bank BTN juga terus mengembangkan potensi pasar yang ada dengan bergerak ke area digital. Bahkan untuk melayani segmen milenial, perseroan juga telah meluncurkan KPR milenial.
“Keterjangkauan BTN melalui outlet laku pandai, digital banking serta kerjasama dengan stakeholder tentunya akan memperkuat sumber pembiayaan,” papar Maryono.
Berdasarkan data penyaluran KPR yang dilakukan BTN untuk MBR dalam program satu juta rumah mulai tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Jika ditotal sejak 2015 hingga akhir September 2018, BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 2.311.421 unit atau senilai Rp242,9 triliun.
Jumlah tersebut terdiri dari KPR subsidi sebanyak 1.571.740 unit yang senilai Rp106,5 triliun dan KPR non-subsidi mencapai 739.681 unit senilai Rp136,3 triliun.
Pencapaian Program Sejuta Rumah BTN dari tahun ke tahun terus meningkat, jika pada tahun 2015 KPR yang disalurkan perseroan baru mencapai 474.099 unit senilai Rp52,45 triliun, maka di 2016 penyaluran KPR naik signifikan jadi 595.566 unit atau senilai Rp63,99 triliun. Kemudian angkanya kembali naik pada 2017 sebanyak 667.312 unit senilai Rp71,53 triliun.
Sementara itu Senior Housing Specialis World Bank, Dao Harison menambahkan, dalam era digital, inovasi teknologi membantu menciptakan pasar baru (disruptive innovation) khususnya dalam membantu pemerintah Indonesia untuk pengembangan rumah terjangkau.
“Saya melihat dari sisi pengembangan pembiayaan, tujuan ini agar masyarakat mendapatkan rumah layak terjangkau artinya sesuai standar dan Indonesia berada di cincin api, maka diperlukan keamanan,” tukasnya. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More