News Update

BTN Realisasikan Akuisisi Manajemen Investasi di September 2018

Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) siap mengakuisisi anak usaha baru dalam bentuk manajemen investasi pada September tahun ini. Aksi korporasi tersebut nantinya guna menggarap potensi pendanaan jangka panjang usai beroperasinya Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera).

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, dalam payung hukum terkait Tapera, entitas bank diberikan dua opsi pilihan untuk mengelola dana tersebut yakni sebagai bank kustodian atau memiliki manajemen investasi, dan perseroan memutuskan untuk mengambil opsi kedua. Nantinya, entitas manajemen investasi tersebut bakal digunakan untuk mengelola dana Tapera secara profesional dan komersial.

“Pada September tahun ini, kami akan membeli anak usaha dalam bentuk manajemen investasi. Ini sebagai salah satu langkah kami mengamankan sumber pembiayaan jangka menengah panjang termasuk yang bersumber dari Tapera,” ujar Maryono dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 11 Juli 2018.

Lebih lanjut Maryono mengungkapkan, bahwa langkah strategis tersebut juga dilakukan perseroan dengan melihat prospek yang semakin cerah pasca adanya relaksasi loan-to-value (LTV) di sektor perumahan yang akan dikeluarkan Bank Indonesia (BI) pada awal Agustus 2018. “Kebijakan tersebut menjadi keuntungan bagi Bank BTN dengan core business pembiayaan perumahan,” ucap Maryono.

Baca juga: Pelonggaran LTV Bakal Beri Sentimen Positif Saham BTN

Dirinya meyakini dengan adanya relaksasi dari pemerintah tersebut, perseroan akan mampu mencapai target pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini. Apalagi, tambah dia, mulai paruh kedua tahun ini, Bank BTN sudah bisa menggunakan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Skema FLPP pada tahun ini pun dipandang akan menguntungkan posisi Bank BTN sebagai bank yang fokus pada pembiayaan rumah.

Pada skema baru tersebut, sebanyak 75 persen dananya berasal dari pemerintah, sedangkan 25 persen sisanya bersumber dari PT Sarana Multigriya Finansial (SMF). Dengan penambahan fasilitas tersebut, emiten bersandi saham BBTN ini juga bisa menggunakan dua sumber pembiayaan yakni Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan FLPP.

Untuk memperkokoh sumber pembiayaan, Bank BTN juga berinovasi mengembangkan produk-produk low-cost fund. Di antaranya, menyiapkan program menarik untuk produk tabungan dan giro. “Kami telah menyiapkan program low-cost fund yang menarik untuk mendukung rencana pembiayaan kami yang ekspansif. Semua langkah tersebut kami siapkan agar BTN tetap menjadi leader di bidang perumahan dan kami optimistis target bisnis pada tahun ini akan tercapai,” katanya.

Adapun hingga Mei 2018, Bank BTN telah menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp187,61 triliun. Posisi DPK tersebut tercatat naik 17,15 persen secara tahunan (yoy) dari Rp160,14 triliun pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan simpanan masyarakat di Bank BTN tersebut juga terpantau masih berada di atas rata-rata posisi kenaikan DPK di industri perbankan nasional. OJK mencatat, pertumbuhan DPK secara industri hanya naik 8 persen (yoy) pada April 2018.

Dari sisi penyaluran kredit dan pembiayaan pun, Bank BTN mencatatkan laju kenaikan di atas rata-rata industri perbankan di Tanah Air. Per Mei 2018, Bank BTN telah menyalurkan fungsi intermediasi senilai Rp209,23 triliun atau tumbuh 20,58 persen (yoy) dari Rp173,52 triliun. Sebaliknya, data OJK menyebutkan kredit perbankan secara nasional hanya tumbuh sebesar 9 persen (yoy) per April 2018. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Gandeng BGN, ID FOOD Siap Dukung Program Makan Sehat Bergizi

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More

3 hours ago

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

4 hours ago

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

13 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

14 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

14 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

14 hours ago