Jakarta – Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Maryono menyambut positif regulasi penurunan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).
Maryono bahkan menyebut, penurunan GWM sebesar 50 basis poin (bps) untuk bank konvensional, dapat menambah pasokan likuiditas miliknya hingga sekitar Rp1,5 triliun hingga akhir tahun ini.
“Pelonggaran GWM itu sangat berpengaruh sekali ya, BTN dapat longgarkan likuiditas Rp1 triliun hingga Rp1,5 triliun,” kata Maryono di Kompleks DPR RI Jakarta, Selasa 9 Juli 2019.
Tak hanya itu, Maryono yang juga Ketua HIMBARA menilai, penurunan GWM tersebut juga dapat mendorong perekonomian nasional serta mendorong penyaluran kredit perbankan serta mendukung perekonomian nasional.
“Kalau GWM turun, serta misal suku bunga turun ekonomi akan menggeliat,” kata Maryono.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada periode Juni 2019 memutuskan untuk menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah sebesar 50 basis poin (bps) untuk bank konvensional dan bank syariah maupun unit usaha syariah.
Dengan demikian, masing-masing GWM menjadi 6% untuk bank konvensional dan 4,5% untuk bank syariah atau unit usaha syariah dengan GWM rata-rata tetap 3%. Putusan tersebut berlaku sejak 1 Juli 2019. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More
Jakarta - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mendukung langkah Induk Koperasi Unit Desa (Inkud)… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More
Jakarta - Program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai memberikan dampak… Read More