Categories: News UpdatePerbankan

BTN Optimis, Hasil Pilpres Positif Untuk Sektor Properti

Jakarta – Mendekati Pemilihan Presiden (Pilpres) geliat ekonomi belum menunjukkan percepatan yang berarti. Hal ini terlihat dari pertumbuhan kredit yang cenderung flat. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit tumbuh di angka 11,9 persen pada Januari 2019, sedikit lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 11,7 persen.

Salah satu faktornya adalah belum bergairahnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR/KPA) serta kredit real estate yang mengalami perlambatan. Meski demikian, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, (BTN) optimistis setelah pemilihan presiden sukses berlangsung, geliat ekonomi khususnya sektor properti akan semakin dinamis.

“Banyak faktor yang mendukung diantaranya relaksasi uang muka untuk KPR yang diambil BI akan terasa dampaknya, selain itu dorongan lain adalah rencana kebijakan Kementerian PUPR terkait naiknya batas gaji yang berhak menerima program subsidi bunga KPR,” ujar Direktur Utama Bank BTN, Maryono di Jakarta, Selasa, 5 Maret 2019.

Menurut Maryono, meskipun relaksasi di sektor perumahan sudah dikeluarkan BI sejak Juni 2015, namun masih fokus pada sisi demand saja. Sehingga dampak terhadap pertumbuhan sektor Real Estate baru dirasakan pada kuartal III 2018 setelah adanya relaksasi lanjutan BI di bulan Juni 2018 dan OJK di bulan Agustus 2018 yang juga menyentuh sisi penawaran. PDB dari sektor Real Estat terus tumbuh menjadi 4,24 persen (yoy) di kuartal IV 2018.

Sementara rancangan kebijakan yang disusun Kementerian PUPR dengan membuat kelonggaran batas gaji dari masyarakat yang berhak mendapatkan subsidi bunga KPR diprediksi akan memperluas penerima subsidi. Maryono menegaskan BTN siap mendukung kebijakan pemerintah baik kemudahan dari sisi permintaan maupun sisi pasokan misalnya lewat kerjasama dengan badan usaha lain. Seluruh rangkaian kebijakan dari pemerintah, diharapkan bisa memangkas backlog rumah yang angkanya masih di kisaran 11,4 juta unit.

“Siapapun Presiden terpilih nanti pasti akan mengambil  kebijakan terkait perumahan yang pro-rakyat karena itu termasuk tugas pemerintah untuk memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakat, karena itu perbankan siap mendukung program kebijakan yang akan diambil pemerintah. Apalagi kebijakan tersebut juga secara matang disusun dengan mempertimbangkan faktor moneter, kemampuan APBN dan daya beli masyarakat,” ucapnya.

Berdasarkan catatan Bank BTN, selama dua kali Pilpres, pertumbuhan kredit properti yang menjadi bisnis utama perseroan selalu meningkat. Pada periode 2008-2013 penyaluran kredit perumahan BTN rata-rata sebesar 13,9 persen, dan pada periode 2014-2018 bergerak rata-rata di angka 22,6 persen. Selama 2 kali pergantian Presiden, Bank BTN tetap fokus pada bisnis utamanya dengan sejumlah inovasi yang senantiasa beradaptasi dengan kemampuan dan segmen pasar yang dibidik.

Tahun lalu, Bank BTN membidik milenial dengan meluncurkan KPR Gaess, sementara tren digitalisasi di dunia perbankan diadaptasi Bank BTN dengan memperbarui fitur-fitur aplikasi KPR online. Sementara di segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Bank BTN secara aktif menggandeng pekerja sektor non formal yang berada di bawah payung koperasi, organisasi atau perusahaan, diantaranya mitra ojek online, pencukur ambut, pengemudi taksi dan lain sebagainya.

Selain mendukung Pemerintah untuk memfasilitasi KPR bagi masyarakat luas, Bank BTN juga mendukung sinergi dari BUMN yang didorong oleh Kementerian BUMN. Salah satu bentuk sinergi sudah dilakukan adalah ATM Merah Putih pada tahun 2017 lalu dan tahun ini sudah mulai dijalankan sinergi alat pembayaran digital dengan LinkAja. Komitmen Bank BTN dalam LinkAja diberikan dalam bentuk modal, baik dalam bentuk tunai maupun biaya pengembangan IT yang sudah dikapitalisasi.

“Bank BTN mendapatkan saham sebesar 7 persen yang akan dieksekusi dengan dua pilihan. Pertama, BTN membentuk Perusahaan Modal Ventura yang akan dibentuk akhir tahun ini , dengan nilai pendirian PMV sudah kami siapkan dalam RBB 2019 sekitar Rp150 miliar atau pilihan kedua adalah lewat PMV lain dan kami membeli produk dana ventura khusus LinkAja,” kata Maryono.

Menurut Maryono, Bank BTN termasuk beruntung dengan adanya sinergi yang dilakukan Himbara dan BUMN lain yaitu Telkom, Pertamina, serta Jiwasraya dalam LinkAja, karena system pembayaran non tunai yang dikembangkan oleh perusahaan patungan BUMN tersebut yaitu PT Fintek Karya Nusantara atau Finarya dapat memberikan kemudahan bagi nasabah. “Ini juga bentuk kerjasama kami agar tidak kalah bersaing dengan fintech lain yang sudah bergelut di system pembayaran QR,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

5 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

7 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

9 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

10 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

10 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

13 hours ago